• Senin, 22 Desember 2025

Menjenguk Bu Ani

Photo Author
- Jumat, 12 April 2019 | 12:16 WIB

Saat keluar lift saya memang tampak agak ragu. Lihat sana-sini. Di mana ruangan beliau. Saya pikir dekat lift. Di satu ruang khusus yang istimewa di dekat situ. 

Ternyata di ujung koridor sana. Kami harus melewati pasien-pasien lain. Dan meja-meja perawat. Di dekat ujung itu ada satu ruangan yang diubah fungsi. Jadi ruang tamu. Empat kursi dijajar di dekat dinding kanan. Delapan kursi di dekat dinding kiri. Satu kursi lagi di ujung tengah. "Oh di situlah nanti Pak SBY duduk," kata saya dalam hati.

Saya pun menempati kursi paling ujung. Dekat kursi Pak  SBY yang masih kosong. Istri dan Isna di sebelah saya. Di kursi seberang duduk wartawati tadi. Dan anggota DPR tadi.

Sejenak kemudian Pak SBY  masuk. Beliau melihat ke semua tamu. Lalu berjalan ke arah saya. Saya berdiri. Berjalan ke arah beliau. Kami bersalaman. Saya cium tangan beliau. Agak lama. Lalu cipika-cipiki. Disertai beberapa ucapan doa. Dan terima kasih.

Begitu juga istri saya. Dan anak saya. Lalu ke deretan kursi depan.

Pak SBY tetap seperti dulu. Sangat menghargai tamu. Siapa pun mereka. Memuji tamu. Mengucapkan terima kasih. Minta doa.

"Sebelum ke ruang ini saya sudah sampaikan ke Ibu Ani siapa saja yang menjenguk sekarang ini. Saya sampaikan nama-nama tamu satu persatu. Beliau senang sekali. Terima kasih. Dan minta doa," ujar beliau. 

Beliau memang biasa sangat menyenangkan tamunya. Kami tahu tidak mungkin bisa menjenguk langsung bu Ani. Di kamar sebelah. Proses kemo memerlukan kondisi pasien yang harus steril. 

Pak SBY lantas bercerita tentang sakitnya Bu Ani. Tidak saya sangka. Cukup detil cerita itu. Jauh dari yang saya perkirakan. Saya kira sakit beliau dirahasiakan dengan ketat.

Keluarga besar pak SBY semula  agak kaget dengan sakitnya Bu Ani. Sebelum itu, kata Pak SBY, Bu Ani masih ikut kampanye ke Sumut. Selama empat hari. Lalu ke Aceh. Juga empat hari.

"Kembali ke Jakarta Bu Ani periksa darah. Diketahui trombosit, HB, turun," ujar  Pak SBY. 

Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan di Singapura. Atas anjuran dokter kepresidenan. "Di sinilah, di rumah sakit ini, diketahui bahwa Bu Ani  terkena kanker darah," ujar beliau.

Pak SBY mengatakan, Bu Ani nanti pada akhirnya akan menjalani transplantasi sumsum. Itulah kesimpulan yang sudah diambil. Tapi untuk menuju ke sana diperlukan dua tahap penanganan. Setiap tahapnya 28 hari. Katakanlah satu bulan. "Sekarang ini tahap kedua sudah hampir selesai," ujar Pak SBY.

Lantas akan dievaluasi: apakah sudah waktunya dilakukan transplantasi sumsum.

"Kalau kadar kanker beliau sudah turun, katakanlah sudah di level 5, transplantasi bisa dilakukan," ujar Pak SBY.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X