Saya pun kembali masuk gerbang. Salah seorang menyapa saya dalam bahasa Melayu. Dikira saya dari Malaysia. Setelah saya jelaskan ia senang. "Saya pernah ke Sumatera," katanya. Masih dalam bahasa Melayu. "Ke Riau, Padang, Lampung," tambahnya.
Ia orang Pakistan asli. Tapi sudah ke mana-mana. Menyebarkan ajaran bagaimana berislam secara Jamaah Tabligh. Yang intinya harus kembali ke kitab suci dan ajaran Nabi Muhammad sesuai dengan aslinya. Termasuk cara berpakaian dan cara salat.
Dari gerbang itu saya diantar ke masjid. Yang terletak sekitar 100 meter dari gerbang. Sebenarnya tanpa diantar pun saya tahu kalau masjidnya ada di situ. Kan kelihatan nyata. Banyak orang menuju ke sana. Juga ada dua menara tinggi di sebelahnya.
Masjid ini besar. Besar sekali. Perkiraan saya bisa menampung 20.000 jemaah. Termasuk di lantai dua di bagian belakang itu.
Saya pun masuk masjid. Penuh. Saya mengambil sela-sela di barisan ke lima. Agar bisa melihat imam dan pengkhotbahnya.
Tepat jam 13.00 terdengar suara azan. Keras sekali. Saya agak kaget. Kok sudah azan? Bukankah petugas gerbang tadi mengatakan salat dimulai pukul 13.40?
Ternyata itu suara azan dari masjid sebelah. Yang pakai pengeras suara yang sangat nyaring. Sampai seperti dari masjid ini. Lalu ada suara azan yang lain lagi. Yang agak kurang keras. Dari masjid yang lain lagi.
Saya mengambil Quran. Membacanya. Di sebelah saya juga membaca Quran. Tapi konsentrasi saya terbelah. Ada suara khotbah yang sangat keras masuk ke dalam masjid ini. Dari masjid yang azannya juga keras tadi.
Saya bisa mengikuti amat jelas khotbah itu. Khotbahnya panjang sekali. Sampai jam 13.40 masih belum selesai. Sayang bahasanya Urdu. Tidak tahu apa yang dikhotbahkannya.
Pada jam itu barulah pintu di sebelah tempat imam terbuka. Seorang ulama masuk. Mengambil tongkat yang baru saja disiapkan petugas. Lalu duduk di kursi tempat khotbah. Tanpa mengucapkan 'assalamu alaikum'.
Setelah pengkhotbah duduk barulah seseorang di depannya berdiri. Azan. Suaranya tidak keras atau dikeras-keraskan. Nadanya juga tidak dipanjang-panjangkan. Azan yang lugas. Total hanya satu menit.
Setelah azan khotbah pun dimulai. Dalam bahasa Arab. Hanya dua menit. Pengkhotbah duduk. Tidak ada suara apa pun. Lalu berdiri lagi. Khotbah kedua yang berisi doa. Tiga menit. Dengan demikian total khotbah itu hanya lima menit.
Ketika khotbah selesai, ternyata khotbah keras dari masjid sebelah juga baru selesai. Saya tersenyum dalam hati.
Saya perhatikan 'iqomah' sebelum salat. Ternyata agak beda. Persis seperti azan. Hanya ditambah 'marilah salat'.
Begitu salat selesai banyak yang langsung berdiri. Tidak dzikir atau wirid. Saya perhatikan hanya saya yang pakai celana panjang. Dan kaus panjang. Dan tanpa jenggot.