Banyaknya petani baru juga tidak membuat Pak Marni gentar.
Pak Marni tambah pinter lagi. Saya dibawa ke lokasi lain. "Ini pak. Di sela-sela porang saya tanami kacang tanah. Bisa dapat 1,5 ton/hektar," katanya. Di lokasi lain sela-selanya ditanami singkong.
Bagi Pak Marni hidup dimulai sejak pensiun.
Salah.
Sebenarnya sudah lama ia ingin hidup. Tapi selalu gagal.
Awalnya mencoba tanam jarak. Tergiur oleh program pemerintah untuk atasi krisis harga BBM dulu. Setelah panen tidak ada yang beli. Dijual tidak laku.
Lalu tanam pohon jabon. Ia tunggu selama enam tahun. Hasilnya tidak seperti yang digembar-gemborkan. Lalu tanam sengon laut. Tunggu lagi enam tahun. Hasilnya hanya Rp 10 juta. Kehilangan waktu lagi enam tahun.
Sukses baru datang setelah gagal 15 tahun.(Dahlan Iskan)