• Senin, 22 Desember 2025

Ekonomi Kalsel Minus 2,61 Persen, Terdalam Sejak 10 Tahun Terakhir

Photo Author
- Kamis, 6 Agustus 2020 | 10:52 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

BANJARBARU - Dilanda pandemi virus corona selama berbulan-bulan, membuat perekonomian Banua terpuruk. Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel melaporkan, pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi atau minus 2,61 persen dibandingkan dengan triwulan II-2019 (y-on-y).

Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud mengatakan, terpuruknya perekonomian Kalsel pada triwulan II-2020 dipengaruhi oleh Covid-19 yang mewabah di dunia. "Belum teratasinya pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi perekonomian secara global, bukan hanya Kalsel," katanya melalui channel Youtube BPS Kalsel, kemarin.

Dia mengungkapkan, berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) dari sisi lapangan usaha pada triwulan II-2020 (y-on-y), yang mengalami kontraksi terdalam adalah transportasi dan pergudangan sebesar -9,25 persen. Diikuti pertambangan dan penggalian (-6,03 persen).

"Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib juga mengalami kontraksi, yakni minus 3,53 persen," ungkapnya.

Sedangkan PDRB menurut pengeluaran, dia menyampaikan, semua komponen mengalami kontraksi yang cukup dalam. Kedalaman tertinggi ialah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PKP) yang mencapai -5,36 persen.

"Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) juga kontraksi sampai minus 3,30 persen, ini menunjukkan efek pandemi mulai sangat dirasakan oleh masyarakat pada kuartal kedua ini," ucapnya.

Selain itu, Edy menyebut, terjadinya PHK di beberapa sektor usaha, serta perpanjangan PSBB dan larangan mudik juga sangat menekan konsumsi rumah tangga. "Berkurangnya tunjangan hari raya di sektor formal, khususnya ASN juga turut mendukung terjadinya kontraksi pada komponen PKRT dan PKP," sebutnya.

Lanjutnya, kontraksi juga terjadi pada komponen perdagangan yang terdiri dari ekspor dan impor: masing-masing sebesar -0,46 persen dan -3,71 persen.

"Beberapa komoditas unggulan Kalsel, seperti batubara dan CPO mengalami penurunan ekspor yang cukup tajam pada kuartal ini. Sehingga mempengaruhi perekonomian Kalsel secara keseluruhan," ujarnya.

Lalu bagaimana dengan kondisi ekonomi Kalsel antara triwulan II-2020 terhadap triwulan I-2020 (q-to-q)? Edy memaparkan, secara series biasanya mengalami fase pertumbuhan positif. Namun, tidak demikian halnya pada triwulan II-2020. "Jika dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), perekonomian Kalsel mengalami kontraksi sebesar -0,02 persen," paparnya.

Akan tetapi perekonomian Kalsel semester I-2020 terhadap semester I-2019 (c-to-c), dia menuturkan, ada pertumbuhan sebesar 0,67 persen. Pertumbuhan terjadi hampir di semua lapangan usaha.

"Pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 7,67 persen. Diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial, 5,72 persen. Serta, pengadaan listrik dan gas 5,25 persen," bebernya.

Sementara itu, Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Awang Pramila pada BPS Kalsel menyatakan, dari data mereka sejak 10 tahun terakhir baru tahun ini pertumbuhan ekonomi Kasel y-on-y terjadi kontraksi atau tumbuh negatif.

Dia memprediksi, kalau pandemi masih berlangsung lama, maka kontraksi kemungkinan akan tetap terjadi pada kuartal selanjutnya. "Kecuali permintaan komoditas unggulan Kalsel ke negara tujuan eksportir kembali normal, mungkin ekonomi Kalsel masih bisa tumbuh," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X