"Beberapa tahun terakhir akibat semakin maraknya transaksi bank melalui mobile. Ini berdampak bagi masyarakat sehingga semakin jarang ke kantor cabang bank. Bank jadi melihat pendirian kantor cabang menjadi tidak efisien dan mereka mulai menutup sejumlah kantor dan mulai beralih ke pelayanan elektronik atau digital banking," kata Tony.
Peningkatan transaksi digital bank salah satunya terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Bank tersebut mencatat pertumbuhan transaksi internet banking 132,2 persen secara tahunan pada Desember 2020.
Bahkan, pertumbuhan transaksi di aplikasi bank, BRImo mencapai 660,5 persen secara tahunan pada periode yang sama. Sementara bank-bank lain, setidaknya mencatat pertumbuhan transaksi mobile dan internet banking sekitar 50 persen pada pengujung tahun lalu.
Pertumbuhan antara lain dicatat oleh PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Permata Tbk. Data lain dari Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi digital banking di Indonesia meningkat dari Rp 1.708 triliun pada 2017 menjadi Rp 2.259 triliun pada 2018, Rp 2.436 triliun pada 2019, dan Rp 2.775 triliun pada 2020.
"Peningkatannya sejalan juga dengan transaksi di e-commerce mencapai Rp 266,3 triliun pada 2020," ungkap Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Ricky Satria. (ctr/ndu/k15)