Di saat sejumlah daerah gagal panen karena kemarau pada 2023 lalu, lahan pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) justru produktif. Tahun lalu, sektor pertanian di daerah ini untuk produksi padi menghasilkan 74.324 ton dan berhasil surplus.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten HSU, Masrai Swafajar Nejar menjelaskan, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan tanam di HSU sekitar 14.468 hektare (Ha) pada 2023. Dari luasan itu, hasil produksi padi mencapai 74.324 ton.
“Sekali panen mencapai 2.000 ton. Meski surplus, tetapi masih banyak hasil panen yang dijual ke luar daerah,” ujar Masrai, Rabu (6/3). Kenapa sebagian dijual ke luar HSU? Menurutnya, lantaran HSU tidak memiliki lumbung atau program untuk pembelian gabah hasil petani.
Baca Juga: Kasak Kusuk Sumbangan Stunting, Ada Tuduhan Pungli di Pemko Banjarmasin?
Untuk varietas padi yang banyak ditanam petani di HSU yakni Inpari jenis padi unggul. Meski begitu jenis beras dihasilkan Inpari kurang diminati masyarakat lokal. “Jadi banyak dijual ke luar HSU,” ungkapnya.
Di daerah ini, memiliki kultur tanah untuk menanam padi jenis lokal, tetapi produktivitas hanya 2-3 ton. Dan masa panen yang terbilang lama. Maka dari itu, petani di HSU lebih memilih Inpari yang memiliki keunggulan masa panen yang lebih cepat. “Tanam jenis unggul dan lainnya, harganya tidak jauh berbeda,” beber Masrai.
Diketahui untuk puncak masa tanam di Kabupaten HSU dimulai bulan Mei, Juni, Juli, sedangkan musim panen dari Agustus, September, dan Oktober. (*)
