Tahun 2025 menandai langkah penting bagi sektor kopi di Indonesia. Melalui strategi diplomasi ekonomi, pemerintah berhasil meningkatkan ekspor kopi nasional ke berbagai negara, termasuk ke pasar yang sebelumnya dikuasai oleh eksportir besar seperti Vietnam, Ethiopia, dan Brasil. Data terbaru menunjukkan bahwa Indonesia mengekspor kopi sebanyak 390. 000 ton atau 6,5 juta karung (biji hijau) selama tahun panen 2025/2026, naik sekitar 7% dibandingkan tahun lalu. Di pasar Mesir, Indonesia juga meraih posisi sebagai eksportir kopi teratas, menguasai lebih dari 44% dari pasar.
Kenaikan ini tidak terlepas dari kontribusi pemerintah, Atase Perdagangan Republik Indonesia di luar negeri, serta pelaku industri kopi di dalam negeri, mulai dari perusahaan besar, koperasi petani, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Perusahaan seperti PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) aktif dalam mengekspor kopi robusta dari Lampung dan Sumatera ke kawasan Timur Tengah. Sementara itu, para importir besar di negara-negara seperti Mesir, Arab Saudi, dan Aljazair sangat tertarik pada kopi Indonesia karena rasa uniknya dan sistem pengolahan yang semakin profesional.
Peningkatan ekspor ini terjadi secara bertahap dari kuartal pertama hingga pertengahan tahun 2025. Dari Januari hingga Maret 2025, Indonesia sudah mengirim sekitar 99. 600 ton kopi ke berbagai negara. Tren positif ini diprediksi akan berlanjut hingga akhir tahun, karena kontrak ekspor dan misi dagang masih berlangsung. Sebagai contoh, pada bulan Februari 2025, PT PPI mengekspor 79,2 ton kopi robusta dari Lampung ke Mesir, diikuti dengan pengiriman berikutnya dari Maret hingga Mei yang jumlah totalnya mencapai 316,8 ton hanya ke satu negara.
Destinasi ekspor meliputi Amerika Serikat (AS) sebagai pasar utama tradisional (16. 300 ton ekspor pada kuartal I), serta negara Eropa seperti Inggris (9. 200 ton) dan Belgia (8. 700 ton). Namun, fokus utama adalah kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, khususnya Mesir (7. 300 ton) dan Aljazair (6. 100 ton). Mesir kini menjadi pasar baru yang strategis bagi Indonesia, dengan terus bertambahnya volume impor dan komitmen untuk membeli lebih dari 5. 000 ton kopi sepanjang tahun 2025.
Peningkatan ekspor kopi yang signifikan mencerminkan keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menggunakan komoditas unggulan seperti kopi untuk memperluas pasar, meningkatkan daya saing, serta mendukung UMKM. Selain itu, kopi menjadi simbol budaya dan daya tarik ekonomi yang sangat kuat. Ketika negara lain lebih fokus pada volume, Indonesia menonjol dengan kemampuannya untuk memasarkan cerita, keberlanjutan, dan kualitas yang mendasari produknya. Peningkatan ekspor juga memberikan dukungan kepada petani kopi lokal, memperluas akses pasar mereka, dan meningkatkan nilai tambah keseluruhan komoditas.
Keberhasilan ekspor kopi ini dicapai melalui berbagai strategi yang terintegrasi, antara lain:
Peningkatan kualitas produk kopi, baik dari sisi pascapanen, pengemasan, maupun sertifikasi halal dan fair trade. Partisipasi aktif dalam pameran internasional seperti Gulfood Dubai, serta penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI). Misi dagang bilateral, negosiasi dagang bebas seperti IGCC-FTA (Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement), dan kerja sama dagang yang memperkuat rantai pasok kopi dari petani ke pasar global. Peran aktif atase perdagangan dan diplomasi budaya yang membawa cerita dan keunikan kopi Nusantara ke pasar internasional.
Melalui diplomasi ekonomi yang strategis dan peningkatan kualitas kopi nasional, Indonesia berhasil menjadikan 2025 sebagai tahun emas bagi ekspor kopi. Tidak hanya mempertahankan pasar lama seperti Amerika dan Eropa, Indonesia juga mulai menggeser dominasi negara produsen lain di pasar Timur Tengah. Ini menjadi bukti bahwa kopi tidak sekadar minuman, tetapi juga alat diplomasi ekonomi dan budaya yang sangat berdaya saing di kancah global. (Fitri Novita Sari)
Sumber dan Data
USDA Coffee Annual 2025, apps.fas.usda.gov, GoodStats Indonesia -goodstats.id, Kemendag RI - kemendag.go.id
