TARAKAN- Bandara Internasional Juwata Tarakan telah resmi berstatus internasional, namun hingga kini rute penerbangan langsung ke luar negeri belum terwujud. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menilai potensi tersebut sangat besar, hanya saja dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk mewujudkannya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, H. Idham Chalid, mengatakan kesiapan bukan hanya soal infrastruktur bandara, tetapi juga pendukung seperti transportasi dan akomodasi harus berjalan seiring. “Kami membutuhkan sinergi antara pemerintah provinsi, instansi vertikal, dan pelaku usaha, termasuk dari sektor akomodasi dan transportasi,” ungkap Idham, Jumat (19/9).
Idham menuturkan, Bandara Juwata memiliki peluang besar membuka rute internasional. Faktor pendukungnya antara lain ribuan tenaga kerja asing di Kaltara, kerja sama Indonesia-Malaysia lewat Sosek Malindo, serta kedekatan budaya yang mempermudah mobilitas masyarakat antarnegara.
“Wisatawan dari Sabah, Malaysia, mencapai 3.500 orang per tahun yang masuk ke Indonesia. Ini potensi yang sangat menjanjikan,” jelasnya.
Selain Malaysia, Bandara Juwata juga berpeluang membuka penerbangan langsung ke Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah, khususnya untuk mendukung perjalanan ibadah haji dan umrah.
Dari sisi kargo, Kaltara memiliki produk ekspor unggulan hasil laut seperti udang, ikan, kepiting, dan rumput laut yang banyak dikirim ke China, sehingga potensi rute kargo internasional juga terbuka lebar.
Untuk merealisasikan peluang ini, Pemprov Kaltara telah menyiapkan langkah administrasi dengan kementerian terkait, termasuk Badan Karantina, Imigrasi, Bea Cukai, dan Kementerian Pertahanan.
Dengan dukungan lintas sektor dan kesiapan yang matang, Pemprov Kaltara optimistis Bandara Juwata dapat segera membuka rute penerbangan internasional yang bermanfaat bagi masyarakat dan ekonomi daerah.
“Kami menyiapkan dukungan administratif penuh kepada kementerian terkait agar proses bisa berjalan lancar,” pungkasnya. (zar)
