• Minggu, 21 Desember 2025

Anjlok, Kinerja Ekonomi Kaltim Triwulan 1 dan 2 Tahun 2025 di Bawah Nasional

Photo Author
- Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:19 WIB
 Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto

SAMARINDA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyelenggarakan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kaltim di Hotel Fugo, Samarinda, pada Rabu (29/10/2025). Mengangkat tema "Menyelaraskan Prospek Ekonomi, Kapasitas Fiskal, dan Rencana Pembangunan Daerah", kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Instansi Vertikal, OPD, Perbankan, hingga akademisi se-Kaltim.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, membuka acara dengan mengakui tantangan yang dihadapi daerah. Kinerja perekonomian Kaltim pada Triwulan I dan II 2025 tercatat masih berada di bawah angka pertumbuhan nasional.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto

“Tentunya harapannya di Triwulan III ini kita bisa kembali tumbuh lebih tinggi dibandingkan Triwulan I dan II," ujar Budi. Ia menargetkan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara keseluruhan tahun (whole year) dapat dijaga agar tetap tumbuh di atas 5%.

Tiga Tantangan Utama Perekonomian

Budi Widihartanto menyoroti bahwa tahun 2025 bukanlah masa yang mudah bagi Kaltim. Tiga tantangan utama yang menyebabkan moderasi pertumbuhan di awal tahun adalah:

Penurunan Sektor Konstruksi: Adanya perlambatan di sektor konstruksi setelah puncak proyek-proyek besar.

Moderasi Komoditas Utama: Penurunan di sektor pertambangan, terutama batu bara.

Pergeseran Anggaran Pilkada: Adanya pergeseran anggaran karena persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang berdampak pada percepatan realisasi pembangunan daerah.

“Penurunan batu bara ini awalnya karena dampak kebijakan perdagangan luar negeri Amerika Serikat yang meningkatkan pajak masuk, termasuk bagi China. Hal ini tentunya mengurangi intensitas industri China,” terang Budi. Penurunan intensitas industri tersebut otomatis menurunkan kebutuhan impor batu bara dari Indonesia, diperparah dengan penurunan permintaan dari India.

Kombinasi penurunan signifikan dari sektor tambang dan konstruksi menjadi penyebab utama pertumbuhan ekonomi Kaltim di awal tahun 2025 relatif lebih rendah dibandingkan nasional. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya, di mana Kaltim sempat tumbuh di atas 6% berkat proyek IKN dan harga batu bara yang kuat.

Meskipun demikian, Kepala KPw BI Kaltim tersebut optimis bahwa upaya-upaya pemerintah daerah akan mampu mendorong perekonomian untuk kembali bangkit pada Triwulan III dan IV. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X