bisnis

Tahun Ini Pemerintah Lelang Tiga WK Migas

Rabu, 2 Januari 2019 | 06:47 WIB

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana melelang tiga wilayah kerja (WK) minyak dan gas (migas) yang tidak laku pada 2018, tahun ini. Yakni WK Selat Panjang, Makassar Strait, dan West Kampar. "Ya, akan dilelang tahun depan (2019)," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Djoko Siswanto seperti dikutip dari CNN Indonesia.com, Senin (31/12).

Pemerintah sebelumnya telah melelang WK Selat Panjang dan Makassar Strait pada lelang tahap II 2018 Agustus lalu. Pada lelang tersebut, kedua blok mendapatkan minat investor. Namun, kontraktor peminat Selat Panjang dan Makassar Strait tidak memenuhi sebagian syarat yang diminta pemerintah sehingga digugurkan.

Saat ini, WK Makassar Strait dikelola PT Chevron Indonesia, PT Pertamina dan Sinopec yang kontrak kerja akan berakhir pada 2020 mendatang. Namun, ketiganya tidak berniat untuk memperpanjang. Tadinya, Blok Makassar Strait ditawarkan sebagai bagian dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) milik Chevron Indonesia. Namun, Kementerian ESDM mengeluarkan Makassar Strait agar biaya proyek lebih efisien.

Sementara, kontrak WK Selat Panjang, Riau akan berakhir pada 2021. WK dilelang karena kontraktor Petroselat dinyatakan bangkrut. Hal serupa juga dialami Blok West Kampar yang membentang dari Kabupaten Rokan Hulu, Riau sampai Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara.

Blok ini sebelumnya dikelola oleh kontraktor kerja sama PT Sumatera Persada Energi (SPE) sejak 2005 dengan masa kontrak hingga 2035. Dalam perjalanannya, kontraktor terlilit utang sehingga dinyatakan pailit. Akibatnya, pengelolaan blok terbengkalai sehingga Kementerian ESDM memutuskan untuk menterminasi kontrak kerja sama melalui Surat Menteri ESDM Nomor 2974/12/MEM.M/2018 tertanggal 15 Agustus 2018.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan pemenang lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas (migas) tahap III 2018 yang telah dilaksanakan pada 5 November 2018 hingga 21 Desember 2018.

Sebelumnya, terdapat empat WK yang ditawarkan pemerintah pada lelang tersebut. Blok tersebut adalah; WK South Andaman di lepas pantai Laut Andaman, Aceh; WK South Sakakemang di Sumatra Selatan; WK Anambas di lepas pantai Kepulauan Riau, dan WK Maratua di darat dan lepas pantai Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

Sampai batas akhir penyampaian Dokumen Partisipasi pada 21 Desember 2018, terdapat enam perusahaan yang mengakses dokumen lelang. Dari enam perusahaan tersebut, tiga di antaranya menyampaikan penawaran untuk Blok Maratua, Blok South Sakakemang, dan Blok South Andaman.

Setelah diperiksa dan dilakukan penilaian akhir, Kementerian ESDM menentukan pemenang yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Migas atas nama Menteri ESDM Nomor: 0296.K/13/DJM.E/2018 tertanggal 27 Desember 2018.

Untuk WK Maratua Kementerian ESDM menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pemenang lelang. Sesuai ketentuan Peraturan Menteri ESDM No 35 Tahun 2008, WK Maratua khusus partisipasi dari Pertamina dan tidak dibuka untuk perusahaan lainnya.

Pertamina memberikan komitmen pasti untuk tiga tahun pertama sebesar USD 5,75 juta untuk studi geologi dan geofisika serta studi seismik tiga dimensi (3D) seluas 500 kilometer persegi. Adapun besaran bonus tanda tangan yang diberikan sebesar USD 2 juta.

Untuk WK Andaman, pemerintah menetapkan Pearloil (Theralite) Limited atau Mubadala Petroleum sebagai pemenang dengan bonus tanda tangan sebesar USD 2 juta. Besaran komitmen pasti untuk tiga tahun pertama sebesar USD 2,15 juta untuk melakukan studi geologi dan geofisika serta studi seismik 3D seluas 500 km persegi.

Sementara untuk WK South Sakakemang, pemenang lelang adalah konsorsium Talisman Java BV dan Mitsui Oil Exploration Co Ltd. Komitmen pasti untuk tiga tahun pertama senilai USD 3,05 juta untuk studi geologi dan geofisika serta studi seismik dua dimensi sepanjang 250 km. Kemudian, bonus tanda tangan yang akan disetor sebesar USD 2 juta.

Dengan kata lain dari tiga WK tersebut, negara akan mengantongi investasi komitmen pasti dari operator mencapai USD 10,95 juta atau sekitar Rp 158,77 miliar (asumsi nilai tukar Rp 14.500 per dolar AS) dan total bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar USD 6 juta atau sekitar Rp 87 miliar. "Semua kontrak menggunakan skema bagi hasil gross split," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Kamis (27/12).

Tanda tangan kontrak kerja sama dengan operator pemenang akan dilakukan setelah operator membayar bonus tanda tangan dan jaminan pelaksanaan (performance bond). Sementara, WK Anambas menjadi WK Available dan akan ditawarkan kembali pada periode penawaran WK Migas selanjutnya. (ndu2/k15)

Tags

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB