bisnis

Belasan Perusahaan Tertarik IPO, Jadi Alternatif Pendanaan untuk Menatap Proyek IKN

Senin, 31 Agustus 2020 | 12:45 WIB
ilustrasi

Setelah berhasil membantu PT Transkon Jaya melantai di pasar saham pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) Balikpapan kian gencar mengajak perusahaan lokal untuk mencari alternatif pendanaan dengan Initial public offering (IPO).

BALIKPAPAN- Animo perusahaan di Kaltim untuk melantai di bursa saham terus meningkat. Apalagi sudah ada perusahaan penyewaan kendaraan asal Bumi Etam, PT Transkon Jaya yang berhasil mendapat tambahan modal untuk mengembangkan usaha dari pasar saham.

Diketahui, PT Transkon Jaya Tbk (TRJA) resmi menjadi perusahaan tercatat ke-700 di BEI. Pada perdagangan perdananya, saham TRJA langsung melonjak 24,8 persen atau 62 poin menjadi Rp 312, alias terkena auto-reject atas. Saat itu, saham TRJA diperdagangkan 219 kali. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 471,18 miliar dengan price to earning ratio (PER) 15,6 kali.

Perseroan melepas sebanyak 375 juta saham atau setara dengan 24,83 persen saham ke masyarakat dengan harga Rp 250 per saham. Total dana IPO yang diperoleh TRJA sekitar Rp 93,75 miliar. Dana ini rencananya digunakan untuk pengembangan usaha dengan membeli kendaraan baru dan sisanya digunakan untuk modal kerja.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Balikpapan Dinda Ayu Amaliya mengatakan, pihaknya mencatat ada sekitar 12 perusahaan di Bumi Etam yang tengah mengurus IPO, namun baru PT Transkon Jaya yang berhasil mewujudkannya. “Satu perusahaan sudah resmi. Sebenarnya ada beberapa perusahaan lain yang konsultasi dengan kami,” ujarnya, Minggu (30/8).

Dinda menjelaskan, 12 perusahaan yang berminat tersebut berasal dari sektor jasa pertambangan, konstruksi, dan hotel. Pihaknya akan meningkatkan koordinasi, terutama peluang perusahaan tersebut untuk melantai di BEI. Sebab, langkah mereka belum bisa berjalan mulus. Pasalnya banyak yang masih terbentur persyaratan.

“Kendalanya mulai perusahaan belum Tbk atau bersifat terbuka dan ada yang belum PT. Jadi, laporan keuangannya belum jelas,” tuturnya. Menurut Dinda, banyak pelaku usaha yang belum go public karena tidak tahu pendanaan yang bisa dilakukan melalui pasar modal. “Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kami. Sosialisasinya cukup sulit. Untuk orang pribadi saja membutuhkan waktu lama. Tahun lalu, kami sebetulnya fokus menawarkan IPO untuk perusahaan di Kaltim. Tetapi, hasilnya masih nihil,” sambungnya.

Namun demikian, pihaknya akan terus mendorong perusahaan lokal agar memahami keuntungan dari melaksanakan penawaran umum. “Tawaran ini yang akan kita dorong terus. Kita ajak bagaimana perusahaan lokal agar go public,” katanya.

Ia menjelaskan, keuntungannya yang didapat dalam IPO ini selain pendanaan modal, dapat meningkatkan kepercayaan dari stakeholder terhadap perusahaan dan produknya. IPO di bursa efek membantu memudahkan akses pembiayaan lain. Jika, IPO-nya adalah saham maka yang bertambah rasio modal bukan utang. Selain itu, keterbukaan informasi mengakibatkan perusahaan dan manajemen bisa bekerja lebih profesional. Hasil yang didapat pun maksimal.

Senior Manager Potential Development 2 BEI Bima Ruditya Surya mengatakan, momentum IKN bisa mendorong IPO perusahaan lokal. Sebab, untuk memuluskan pembangunan IKN butuh modal. IPO ini bisa menjadi alternatif pendanaan. “Untuk itu, kami sekarang rutin menggelar sosialisasi IPO. Memberikan pemahaman kepada masyarakat. Tidak hanya investor pasar modal, namun perusahaan juga bisa berperan di pasar modal,” ucapnya. (aji/ndu2/k15)

Tags

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB