bisnis

Optimistis Pembiayaan Properti Meningkat

Kamis, 4 Maret 2021 | 11:16 WIB

Pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pembelian rumah tapak atau susun di bawah Rp 2 miliar diyakini bakal mengerek kinerja pembiayaan rumah di Bumi Etam. Akan lebih maksimal jika perbankan turut menurunkan bunga kredit mereka.

 

BALIKPAPAN - Wakil Ketua Komisariat REI Balikpapan Andi Arief Mulya Dwi Hartono menilai, pemerintah saat ini makin meningkatkan kondisi ekonomi nasional, termasuk menggeliatkan kembali daya beli sektor properti. Upaya ini harus didukung berbagai pihak, salah satunya lembaga jasa keuangan dengan menurunkan bunga kredit dan mau menyalurkan kredit dengan DP 0 persen.

"Dengan adanya pembebasan PPN, diharapkan spending masyarakat di bidang properti bisa meningkat di tahun 2021 ini. Namun REI sendiri harus melihat perkembangannya di bulan Maret ini. Kalau sudah ada peningkatan demand, baru kita bisa proyeksi angkanya," ujarnya, Rabu, (3/3).

Andi menuturkan dengan adanya kebijakan pemerintah tersebut pihaknya mempunyai harapan untuk dapat menjual rumah yang sudah tersedia lebih cepat. "Dampaknya bisa menambah cash flow. Kalau cash flow membaik, tentunya developer punya tenaga tambahan untuk melanjutkan pengembangan proyeknya atau mungkin berinvestasi untuk proyek perumahan baru," ujarnya.

Diketahui, Bank Indonesia resmi melonggarkan rasio kredit/pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk semua jenis properti (rumah tapak, rumah susun, serta ruko/rukan). Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Balikpapan Thomy Andryas mengatakan, stimulus ini dikeluarkan karena hampir seluruh sektor ekonomi terpukul imbas Covid-19. Termasuk properti.

Dia mengungkapkan, kredit UMKM tahun lalu minus hingga 10,96 persen. Sementara kredit kepemilikan rumah minus dua digit. “Pertumbuhan kredit secara keseluruhan mengalami kontraksi 2,23 persen dengan total mencapai Rp 28,25 triliun. Untuk kredit KPR memang bertahun-tahun mengalami penurunan. Dilihat dari indeks harga properti juga masih stagnan. Permintaan tinggi di segmen rumah menengah ke bawah. Kebijakan itu tentu diharap bisa menggerakkan permintaan,” tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui saat ini bunga kredit perbankan masih tinggi dan tidak mencerminkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang telah turun ke level terendah di 3,5 persen. Dalam menyikapi ini, pemerintah akan berkomunikasi dengan bank agar suku bunga acuan dan suku bunga kredit BI dapat ditransmisikan kepada nasabah.

"Kami akan komunikasikan karena memang yang diminta perbankan adalah agar penurunan suku bunga BI 7-day repo rate dan lending rate (suku bunga kredit) bisa ditransmisikan kepada konsumen," katanya.

Suku bunga kredit merupakan PR tersendiri karena saat ini kredit perbankan masih dipatok bunga di kisaran 9,75 persen. Dikhawatirkan jika suku kredit perbankan tak kunjung turun, masyarakat bakal enggan mengambil kredit mobil dan rumah meski diberi 'diskon' lewat kebijakan pembebasan pungutan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) serta pajak pertambahan nilai (PPN).

Dalam kesempatan sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut hal ini menjadi perhatian Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), termasuk Kemenkeu, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Ani, sapaan akrabnya, mengatakan dalam rapat KSSK terakhir, bahwa OJK telah menyampaikan alasan kenapa setiap bank menahan suku kredit di level tertentu. Setidaknya ada tiga alasan yang membentuk suku kredit, yakni kondisi neraca awal, kesehatan tiap bank, dan cost of fund (biaya dana). Itulah alasannya suku kredit bank tiap perbankan tidak bisa diseragamkan.

Namun, bukan berarti bank bisa secara bebas menentukan suku kredit masing-masing kepada nasabah. Menurut Ani, harus ada efisiensi transmisi dan prediktabilitas antara kebijakan dan implementasinya di level riil.

Oleh karena itu, ia menyebut PR ini akan kembali didiskusikan dalam rapat KSSK selanjutnya dan informasi akan disampaikan kepada publik setelah itu. "Harus ada prediktabilitas dari sebuah policy rate yang seharusnya tecermin relatif umum dalam bentuk lending rate yang mencerminkan tingkat suku bunga yang turun cukup tajam dalam kurun beberapa waktu terakhir," jelasnya. (aji/ndu/k15)

Tags

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB