bisnis

Punya 2.346 Startup, Indonesia Masuk Lima Besar Starup Terbanyak di Dunia

Rabu, 27 September 2023 | 11:49 WIB
Pemaparan program Indonesia Bussiness Startup Matchmaking (IndoBisa) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Foto: Dokumentasi Kemenparekraf

Indonesia berhasil masuk dalam lima besar negara dengan jumlah perusahaan rintisan (startup) terbanyak di dunia. Hasil pendataan per 2022 lalu, total ada 2.346 unit startup di Indonesia. Persoalan klasik yang dihadapi pelaku atau inovator startup adalah akses pendanaan atau jaringan ke modal ventura. 
 
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya menumbuhkan iklim startup di Indonesia. Melalui program Indonesia Bussiness Startup Matchmaking (IndoBisa), mereka menyeleksi startup dari berbagai bidang. Bagi yang terbaik, akan dihubungkan langsung dengan calon investor. 
 
Sasaran dari program IndoBisa  adalah startup yang memiliki early product market fit, prototype atau minimum viable product, serta revenue minimal selama 3 bulan. Kemudian memiliki model bisnis yang kuat dan berkelanjutan serta berkomitmen penuh menyelesaikan program.
 
Program IndoBisa hasil kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Pijar Foundation itu, menargetkan 250 bisnis startup di level akselerator. Para startup itu harus sudah siap untuk mendapatkan akses pembiayaan melalui modal ventura di Indonesia. Platform startup yang dicari diantaranya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif seperti gaming, aplikasi, desain dan seni, media dan entertainment serta pariwisata kreatif lainnya. 
 
Dalam program IndoBisa dari 100 startup terpilih akan mendapatkan e-course untuk menjadi entrepreneur. Selanjutnya seleksi hasil e-course dipilih top 55 yang akan mendapatkan sesi pelatihan dan mentoring, serta sharing dan pertemuan 1 on 1 dengan investor.
 
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan keberadaan startup di Indonesia sangat vital. Baginya keberadaan startup itu menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk terwujudnya kemandirian ekonomi digital. "Dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi digital yang lebih pesat," katanya kepada wartawan Rabu (27/9). 
 
Sementara itu, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana mengatakan, mereka saat ini fokus pada program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Serta berorientasi  pada pemulihan perekonomian Indonesia. "Salah satu program Kemenparekraf yang selaras dengan hal tersebut adalah Program Indonesia Business Startup Matchmaking (IndoBisa)," jelasnya. 
 
Direktur Inovasi Pijar Foundation Cynthia Krisanti menjelaskan dengan kolaborasi itu mereka ingin menciptakan sesuatu yang luar biasa. “Melalui program IndoBisa kolaborasi ini menjadi sebuah pusat startup yang ramai dan inovasi adalah hal yang utama" paparnya. 
 
Upaya itu semua tentang menghubungkan pendiri startup dengan modal ventura. Kemudian menciptakan jaringannya yang kuat dan mendorong pertumbuhan bisnis. Serta tentunya diharapkan dari kegiatan ini bisa menjadi jalan untuk startup dalam mengenal akses ke modal ventura. (*)

Tags

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB