bisnis

Tren Kenaikan Harga TBS Kelapa Sawit Berlanjut

Jumat, 2 Februari 2024 | 09:06 WIB
MENENANGKAN: Harga tandan buah kelapa sawit di Kaltim pada periode Januari 2024 berada di level Rp 2.339 per kilogram.

SAMARINDA – Meski belum mampu menyamai harga pada periode yang sama tahun lalu di level Rp 2.402 per kilogram, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bumi Etam tengah berada pada tren peningkatan. Pada awal tahun ini, harganya ditetapkan Rp 2.339 per kilogram.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kaltim Daru Widiyatmoko mengatakan, peningkatan harga TBS disebabkan peningkatan harga crude palm oil (CPO). Untuk diketahui harga referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif badan layanan umum badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit (BLU BPD-PKS) atau biasa disebut pungutan ekspor (PE) periode 16–31 Januari 2024 sebesar USD 774,93 per metrik ton (MT).

Nilai ini meningkat USD 28,24 atau 3,78 persen dari periode 1–15 Januari 2024 yang tercatat USD 746,69 per MT. “Harga sawit saat ini konsisten terus naik. Bahkan harga TBS kelapa sawit petani swadaya mencapai Rp 2.500 per kilogramnya. Tentunya petani sawit saat ini sangat senang, kenaikan ini cukup tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” jelasnya, Rabu (31/1).

Tingginya harga TBS petani swadaya disebabkan berdirinya pabrik tanpa kebun. Artinya pabriknya mengambil buah dari petani-petani swadaya ini. Sedangkan pabrik yang memiliki kebun plasma membeli harga sesuai Disbun yang lebih rendah. Jadi, saat ini di Kaltim sudah ada pabrik kemitraan namanya. Tapi bermitranya bukan dengan kebun plasma sesuai aturan, namun dengan petani swadaya.

Itu yang membuat harga TBS lebih tinggi. Meski demikian, secara menyeluruh harga TBS petani mengalami peningkatan. Petani swadaya maupun plasma atau petani yang bermitra dengan perusahaan. “Peningkatannya memang sedikit, bahkan jika dibandingkan dengan petani swadaya jauh. Saat ini harga TBS petani swadaya lebih tinggi dibandingkan petani plasma,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, sejumlah faktor telah menyebabkan harga referensi CPO naik pada paruh kedua Januari 2024.

Di antaranya, adanya peningkatan harga minyak mentah dunia dan adanya peningkatan harga minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai (soybean oil) akibat munculnya kekhawatiran penurunan pasokan dari Brasil imbas cuaca yang kering. “Selain itu, kekhawatiran pengetatan pasokan minyak sawit juga membuat harga CPO terus meningkat,” katanya. (ndu/k8)

Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda

Tags

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB