bisnis

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Indra Zakaria
Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB
Aktivitas salah satu industri di Kota Palangka Raya, yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. (yusho/radarpalangka)

 

 

PERKEMBANGAN bisnis dan ekosistem digital yang pesat akan membuat permintaan lahan untuk fasilitas pusat data meningkat. Kawasan industri diprediksi menuai demand tersebut.

Colliers Indonesia melihat kawasan industri telah memasuki era Industri 4.0 dengan adanya penerapan sistem cerdas serta integrasi konsep ramah lingkungan dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas pendukung di dalam zona industri. Itu melibatkan penerapan teknologi internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI) dalam aktivitas logistik dengan tujuan meningkatkan efisiensi.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menyatakan, pada 2024 sektor pusat data diprediksi terus mendominasi permintaan lahan. Perkembangan dalam teknologi informasi, transformasi digital, penetrasi internet dengan pertumbuhan perangkat pintar, serta minat yang meningkat dan antusiasme terhadap penggunaan big data dan artificial intelligence menjadi faktor yang mendorong permintaan tinggi dari sektor tersebut.

“Permintaan juga diperkirakan muncul dari segmen industri lain seperti otomotif, FMCG, kimia, logistik, kendaraan listrik, dan industri lain selain pusat data,” ujarnya.

Ferry menambahkan, kesuksesan bisnis di kawasan industri tidak diragukan memerlukan kepastian hukum dan peraturan yang transparan. Apalagi, masih terdapat potensi pertumbuhan untuk penjualan lahan di zona industri Indonesia. “Kami berharap, pertumbuhan akan berlangsung dengan laju yang hampir sama seperti pada 2023,” tambahnya.

Pada kuartal keempat 2023, penjualan total lahan industri mencapai 214,2 hektare. Daerah Bekasi dan Karawang sebagai kontributor utama. Masing-masing mencatat penjualan sebesar 92,54 dan 88,71 hektare.

Untuk penjualan pada 2023, sektor pusat data mendominasi dengan sekitar 31 persen (67,4 hektare) dari total luas lahan yang diperjualbelikan. Industri itu juga memberikan kontribusi sebesar 30 persen (63,17 hektare) dari total penjualan lahan selama 2022. Sejak 2019, ketika sektor pusat data mulai masuk ke kawasan industri, laju pertumbuhan serapan lahan tahunan telah mencapai CAGR 59,3 persen.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian mengamini bahwa paradigma kawasan industri telah bergeser ke kawasan industri modern. Di mana tidak hanya diperuntukkan untuk kegiatan industri, tetapi juga aktivitas pendukung, seperti komersial, logistik, riset, hingga pusat data.

“Sudah didorong menjadi smart-eco industrial park, semua kegiatan di dalam kawasan industri diarahkan menggunakan green energy, smart infrastructure and technology, serta penerapan konsep circular economy,” ujar Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto.

Eko menjelaskan, bahwa hingga saat ini terdapat 145 kawasan industri yang sudah memiliki izin dengan total luas lahan 72.316 hektare. Tingkat okupansinya mencapai 64,14 persen. (agf/JPG/rom/k15)

 

Tags

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB