Kenaikan terjadi terhadap harga cabai di pasar tradisional beberapa waktu lalu. Namun sejak Jumat (26/7), harga cabai mulai mengalami penurunan. Kenaikan harga cabai mencapai Rp 150 ribu per kilogram. Sebelum mengalami kenaikan, harga cabai dijual dengan harga Rp 108 ribu per kilogram.
Kabid Ketahanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tarakan, Wiwik mengatakan, harga cabai mengalami kenaikan lantaran di wilayah produsen mengalami masa peralihan musim hujan.
Kemudian, kebetulan cabai di Kota Tarakan masih bergantung dari luar Kaltara. Sehingga naiknya harga cabai di daerah penghasil akan berpengaruh signifikan di Kota Tarakan.
Baca Juga: Kemenhub Bidik Pesona Teluk Balikpapan sebagai Destinasi Wisata IKN
"Saat ini pasokan yang dari daerah produsen itu agak sedikit, karena mereka juga memproduksi itu tidak hanya untuk wilayah Kaltara saja," katanya, pekan lalu. Ia menambahkan, namun dengan harga yang di pasar saat ini pihaknya mendapati sudah menurun dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya. Kemudian untuk harga cabai lokal, juga didapati harga yang mahal.
"Produksi kita juga masih skala kecil kalau mau dibandingkan dengan produksi luar yang sudah bisa dijual ke luar daerah," tuturnya. Terkait dengan kebutuhan cabai di Tarakan, lanjut Wiwik, saat ini mencapai 14,68 ton perminggunya.
Kemudian sekali pengiriman dari luar Kaltara, mencapai 4,5 ton. Sementara untuk cabai lokal produksinya mencapai 10,8 ton. "Sebenarnya stok itu sudah cukup, dan tergantung masyarakat itu mau kualitas cabe yang seperti apa, mau yang lokal atau yang dari luar," tuturnya.
Sementara itu, Indra salah satu pedagang di Pasar Gusher mengungkapkan, harga cabai sudah mengalami penurunan sementara beberapa hari lalu. Namun belum turun signifikan. "Hari ini mencapai Rp 100 ribu per kilogram," singkatnya. (zar/lim)