bisnis

Produksi Pertanian hingga Perikanan di Kaltim Terganggu karena Curah Hujan Tinggi

Kamis, 12 September 2024 | 12:15 WIB
ilustrasi padi

 Lapangan usaha (LU) perdagangan besar dan eceran tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tingginya pertumbuhan sektor ini seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat pada holiday season serta tingginya aktivitas meeting, incentives, conferences & exhibition (MICE) di Kaltim.

Pada triwulan II, tercatat tumbuh 9,76 persen year on year (yoy). Lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yakni 6,34 persen yoy. 

“Dengan pangsa sebesar 6,93 persen, LU perdagangan memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 0,58 yoy. Meningkatnya kinerja dan andil LU perdagangan khususnya menjelang rangkaian HUT RI di IKN,” papar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltim Budi Widihartanto, Rabu (11/9).

Peningkatan tersebut dapat dilihat berdasarkan jumlah penerbangan domestik dan tingkat penghunian kamar (TPK). Sebab tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Budi merinci, untuk penerbangan domestik pada triwulan II tercatat alami peningkatan dan tumbuh 0,12 persen yoy.

Jika dibanding triwulan sebelumnya, hanya 0,08 persen yoy. Lebih lanjut, tingkat okupansi hotel juga tumbuh 11,80 persen yoy. Setelah sebelumnya terkontraksi 2,26 persen.

Dia juga menjelaskan kinerja LU lainnya yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan. Justru melambat akibat peningkatan curah hujan. Kinerja LU pertanian pada triwulan ini tumbuh 3,09 persen yoy. Lebih rendah, dimana angka sebelumnya 3,77 persen yoy.

“Dengan pangsa 8,52 persen, LU pertanian mencatatkan kontribusi sebesar 0,20 persen yoy. Penurunan kinerja LU pertanian terjadi seiring dengan rata-rata curah hujan bulanan di triwulan II yang lebih tinggi dibanding sebelumnya. 

Selain itu, produksi tandan buah segar (TBS) sawit yang merupakan salah satu komoditas perkebunan juga terindikasi menurun. Tercermin dari volume ekspor crude palm oil (CPO) yang alami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Yakni sebesar 685,51 ribu ton menjadi 509,26 ribu ton,” beber Budi.

Dari sisi pembiayaan, penurunan kinerja LU ini juga tercermin dari rendahnya pertumbuhan kredit pertanian dan perikanan. Walau alami peningkatan, pertumbuhan kredit masih melanjutkan kontraksi dari triwulan sebelumnya.

“Pada triwulan II ini, kredit terkontraksi -4,34 persen yoy. Atau bisa dibilang lebih baik di triwulan sebelumnya yang juga terkontraksi -6,86 persen yoy. Sementara itu pertumbuhan kredit sektor perikanan tercatat sebesar 8,40 persen yoy, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 10,17 persen yoy. Lagi-lagi juga karena tingginya curah hujan. Sehingga cenderung meningkatkan risiko gelombang tinggi dan berakibat memberi tekanan pada produksi sektor perikanan,” pungkasnya. (*)

Tags

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB