bisnis

Ini Dia Kopi Luwak Pertama dan Satu-Satunya di Kaltim

Selasa, 17 September 2024 | 12:29 WIB
SERIUSI: Potensi seduhan lokal berkualitas. Mendorong Mercure & Ibis Hotel Samarinda seriusi pengembangan ekonomi dan pemberdayaan. (IST)

 

 Kebutuhan kopi setiap harinya di Mercure & Ibis Hotel Samarinda cukup tinggi. Mulai dari sarapan, belum lagi termasuk outlet lainnya seperti coffee shop.

Selama ini suplai dari luar daerah. Adanya potensi kopi liberika dari Desa Prangat Baru, Marangkayu, Kutai Kartanegara, membuat pihak hotel juga fokus sebagai sarana promosi.

Ada lebih dari 1.000 hotel yang berada di bawah grup Accor, di seluruh dunia. Merupakan jaringan hotel kelas menengah asal Perancis. Lebih dari 30 di antaranya berada di Indonesia, termasuk Mercure & Ibis Hotel Samarinda.

"Cerita awalnya itu ada kompetisi lah istilahnya. Mengangkat kelokalan, kami pilih kopi liberika Prangat Baru itu. Dengan berbagai semangat dan backstory, ternyata terpilih. Di Indonesia hanya ada empat hotel yang terpilih dengan semangat kelokalannya," beber Marketing & Communication Manager Estetika Putri.

Pada 2021, perempuan yang karib disapa Tetik itu mendapat informasi bahwa ada perkebunan kopi yang menyatu dengan rest area, lokasinya dekat jalan poros menuju Bontang. Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL), pihaknya turut memberi bantuan. Berupa tempat peristirahatan atau gazebo.

Dari situ, komunikasi terus berlanjut. Di sisi lain, semangat konsistensi yang ditunjukkan para kelompok tani juga semakin membuat yakin. "Jadi enggak sekadar gazebo, tapi mau coba yang lebih kontinu supaya bisa memaksimalkan perekonomian dan pemberdayaan di sana," bebernya.

Diakui jika baru-baru ini pihaknya mulai serius untuk kerjasama lebih dengan kelompok tani di sana. Juga berawal dari tingginya pemakaian biji kopi dan ingin mengenalkan juga mengangkat kopi lokal. Kopi yang digunakan juga jenis liberika, menambah kekhasan. Sebab selama ini yang umum dikenal adalah arabika dan robusta. Selain itu, sebagian besar tamu juga memberi respons positif setelah mencoba seduhan kopi tersebut. 

"Jadi namanya Kapak Prabu (Kampung Kopi Luwak Prangat Baru). Mereka yang pencinta kopi mengakui kalau kopinya memang enak. Petani kopinya serius, kami juga cukup serius untuk bisa berbuat lebih," lanjut dia.

"Setelah dari bantuan gazebo itu ternyata mereka semakin berkembang, berarti kan memang serius. Kita harus memaksimalkan ekonomi sekitar untuk bertumbuh. Jadi kalau lingkungannya bertumbuh, kita juga semakin berkembang. Maka dari itu, lingkungannya juga harus dibangun," tambah General Manager Seto Marsono.

Dijelaskan jika memang yang menjadi pekerjaan rumah (PR) besar adalah kapasitas produksi. Sejauh ini, suplai kopi Kapak Prabu belum mencukupi kebutuhan hotel. Sebab produksinya masih belum memadai dan terbatas.

"Bentuk kerjasamanya dengan Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dan juga kami Mercure & Ibis Hotel Samarinda. Ibaratnya PHKT di bagian hulu, kami hilirnya," ujar Seto.

Fokusnya juga dalam legalitas seperti sertifikasi BPOM dan halal. Juga mencakup sarana promosi. Diungkapkan jika saat ini masih dalam tahapan identifikasi lebih lanjut. (*)

 

Tags

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB