bisnis

Usaha Percetakan di Samarinda Naik, tapi Tak Signifikan

Minggu, 20 Oktober 2024 | 11:01 WIB
TERBATAS: Bisnis percetakan khususnya banner menjadi bisnis lahan basah di masa kampanye. Meski begitu, percetakan yang semakin menjamur menyebabkan peluangnya menjadi terbatas. (FOTO: NASYA)

Menjelang Pilkada 2024, sektor percetakan di Samarinda menunjukkan tanda-tanda peningkatan, para calon kepala daerah pastinya memerlukan banner untuk kebutuhan kampanye. Banner menjadi salah satu bentuk kampanye yang wajib ada meningkatkan branding masing-masing pasangan calon.

Menjelang Pilkada bisnis percetakan banner menjadi lahan basah. Yohan Fangaja, pemilik Nirwana Printing, menjelaskan situasi bisnisnya saat ini, yang meskipun ada peningkatan permintaan, namun tidak sebesar Pilkada sebelumnya di tahun 2018. “Makin ke sini bisnis percetakan makin menjamu, harga juga semakin bersaing,” jelasnya.

Yohan telah menjalankan usaha percetakannya yang selama 13 tahun ini eksis di Samarinda dan merasakan fluktuasi permintaan setiap kali momen pemilihan datang. Ia mencatat, "Sekarang ini, order yang masuk memang ada, tapi tidak sebanyak Pilkada lima tahun lalu. Saya perkirakan penurunannya mencapai 20%." 

Menurutnya, pergeseran ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk semakin banyaknya percetakan baru yang muncul di daerah dan persaingan harga yang ketat.

“Beberapa teman di percetakan lain juga merasakan hal serupa. Entah beralih ke percetakan lain, atau mungkin keluar daerah karena harga yang lebih kompetitif,” ujar Yohan. Ia mencatat bahwa saat ini, sebagian besar order datang dari luar daerah. “Saat ini saya hanya pegang beberapa Calon Kepala Daerah, salah satunya dari Kutai Barat,” sebutnya. 

“Sebenarnya sudah ada permintaan masuk terkait Pilkada ini hanya saja beberapa ada yang harganya belum cocok. Harga yang kami berikan sudah harga uang terbaik, saya juga tidak mau merusak harga pasar,” ungkapnya.

Dalam wawancara tersebut, Yohan menjelaskan tentang jenis produk yang paling banyak dicetak menjelang Pilkada. "Banner adalah produk yang paling banyak diminati. Walaupun memang ada stiker, tapi banner masih mendominasi permintaan," ungkapnya. 

Untuk persiapannya Yohan memang sudah menyiapkan bahan baku yang banyak. “Kami sudah mempersiapkan bahan baku jauh sebelum Pilkada. Stok kami cukup untuk memenuhi kebutuhan jika ada permintaan mendadak. Sebenarnya ada atau tidaknya permintaan untuk kampanye ini tidak terlalu menjadi masalah,” jelasnya. 

Melihat ke depan, Yohan menyarankan kepada calon pemilih dan partai politik untuk lebih memanfaatkan percetakan lokal. “Lebih baik jika pemesanan dilakukan di percetakan yang ada di daerah kita. Ini tidak hanya membantu perekonomian lokal, tetapi juga memperkuat hubungan antara pelaku usaha dan masyarakat,” katanya.

Hal serupa juga dirasakan Muhammad Nor Afdillah, pemilik percetakan Wadahnya Printing. “Alhamdulillah sudah 7 tahun dibisnis ini, Untuk permintaan banner Pilkada tahun ini belum ada. Momentnya tidak seramai Pemilu kemarin, yang saat itu saya sampai kebanjiran orderan. Mungkin karena Pilkada ini calon kepala daerahnya hanya beberapa saja,” tutupnya.

Dia juga mengakui bahwa saat ini bisnisnya masih terbatas, hanya dapat menerima permintaan dengan uang dimuka. “Ada permintaan beberapa yang invoice karena menggunakan anggaran partai, tapi belum bisa kami penuhi karena keterbatasan dana. Jadi kami hanya dapat menerima pesanan dengan pembayaran di awal, atau DP (Down Payment),” tutupnya. (*)

 

 
 

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB