PROKAL.CO, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Hingga akhir Oktober 2024, BRI berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp158,60 triliun kepada 3,4 juta debitur.
Tak hanya berhenti pada penyaluran, BRI juga aktif mendorong pelaku UMKM untuk naik kelas melalui program graduasi UMKM.
Dalam diskusi bertema "Menuju Satu Dekade KUR untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional", Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan rencana skema baru penyaluran KUR untuk tahun depan.
Skema Baru: Inklusivitas dan Graduasi UMKM
Menurut Supari, skema KUR perlu dibagi menjadi dua pendekatan utama:
- Inklusivitas: Memperluas akses pembiayaan UMKM, terutama bagi pelaku usaha kecil.
- Graduasi: Menyiapkan pelaku usaha untuk naik kelas melalui skema pre-graduasi.
Plafon KUR Mikro yang sebelumnya mencapai Rp100 juta akan dioptimalkan dengan plafon Rp50 juta untuk mendorong inklusi.
Baca Juga: BRIAPI dan Transformasi Digital: Kunci Sukses BRI Raih Penghargaan Global 2024
Sementara itu, pelaku UMKM yang telah menunjukkan kelancaran kredit hingga 3-4 siklus dengan plafon pinjaman Rp70 juta akan diproyeksikan naik ke kredit komersial.
"Mayoritas pelaku UMKM menarik pinjaman di kisaran Rp30 juta–Rp40 juta. Oleh karena itu, perlu skema yang lebih relevan agar semakin banyak yang terlayani," ujar Supari.
Manfaat KUR bagi UMKM
Data menunjukkan bahwa program KUR memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan UMKM. Berdasarkan kajian BRI dan BRIN, KUR mampu:
- Meningkatkan pendapatan: Rata-rata pendapatan debitur naik 32%-50%.
- Menambah tenaga kerja: UMKM penerima KUR memiliki jumlah tenaga kerja 28% lebih banyak dibanding non-debitur.
- Meningkatkan efisiensi: Keterampilan teknis yang diperoleh membantu menekan biaya operasional.
Baca Juga: Dukungan BRI untuk UMKM: Pelatihan dan Akses Pasar Melalui Rumah BUMN
Dukungan Pemerintah untuk Program Prioritas
Selain mendorong graduasi UMKM, pemerintah juga memanfaatkan KUR untuk mendukung program strategis nasional, seperti:
- Ketahanan pangan: Sekitar 30% KUR digunakan untuk sektor pertanian.
- Makan Bergizi Gratis (MBG): Pembiayaan pelaku usaha di sektor katering dan penyediaan bahan baku.
- Perumahan: Memanfaatkan KUR untuk mendukung pembangunan dan infrastruktur perumahan.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menambahkan, "Harapannya, KUR tidak hanya membantu pelaku usaha, tetapi juga memperkuat program prioritas yang diusung pemerintah."