Layanan BritAma Valas dan Debit Multicurrency memberi fleksibilitas bertransaksi dalam berbagai mata uang.
Untuk kebutuhan pengiriman uang, BRIfast Remittance menjadi andalan dengan proses cepat dan aman, sementara Digital Saving memudahkan pengelolaan tabungan tanpa harus datang ke bank.
Program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) juga hadir untuk membantu PMI menyiapkan dana pensiun sejak dini, sehingga masa depan setelah kembali ke Indonesia lebih terjamin.
Khusus di Taiwan, BRI Taipei Branch menyediakan fasilitas kartu ATM BRI Taipei (BRITW) yang bisa digunakan untuk tarik dan setor tunai di seluruh jaringan ATM Taiwan.
Layanan remitansi langsung dari mata uang New Taiwan Dollar (NTD) ke Rupiah (IDR) juga tersedia, dilengkapi lisensi resmi Foreign Exchange (FX) dari otoritas Taiwan untuk kemudahan transaksi valuta asing.
Kemudahan untuk Keluarga PMI di Indonesia
BRI tidak hanya memfokuskan layanan pada PMI di luar negeri, tetapi juga memberikan kemudahan bagi keluarga mereka di Indonesia.
Baca Juga: BRI Salurkan BSU 2025 ke 3,76 Juta Pekerja, Dorong Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi
Melalui jaringan AgenBRILink yang tersebar hingga pelosok desa, keluarga PMI dapat menerima kiriman uang dengan cepat tanpa harus datang ke kantor cabang.
Produk tabungan seperti BritAma dan Simpedes menjadi pilihan praktis untuk menyimpan dan mengelola dana kiriman dari luar negeri.
Super App BRImo juga memberikan fleksibilitas bagi keluarga PMI untuk mengatur keuangan, membayar tagihan, atau melakukan pembelian kebutuhan sehari-hari secara online.
Testimoni PMI: Lebih Mudah, Cepat, dan Aman
Manfaat keberadaan BRI di Taipei dirasakan langsung oleh para PMI. Novitasari, caregiver yang telah bekerja di Taiwan lebih dari empat tahun, mengaku kini lebih mudah mengirim uang ke keluarga di Indonesia.
Baca Juga: Dari Nol Jadi Pengusaha Pakan Ternak: Kisah Tommy Wavolta Sukses Bangun Dara Farm Berkat KUR BRI
“Sejak ada BRI di Taipei, transfer uang jadi lebih cepat dan saya bisa menabung langsung di rekening BRI. Rasanya lebih tenang untuk masa depan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Firmansyah, pekerja pabrik asal Salatiga yang sudah tiga tahun di Taiwan.