bisnis

Kafe Menjamur di Tarakan: Antara Geliat Ekonomi Kreatif dan Euforia Permukaan

Senin, 27 Oktober 2025 | 14:45 WIB
Ilustrasi cafe di Tarakan.

KOTA TARAKAN – Kota Tarakan saat ini tengah mengalami ledakan industri kafe. Dari ujung Amal hingga Juwata, kafe-kafe baru dengan desain "instagramable" dan aroma kopi hangat bermunculan seolah tak pernah tidur. Tempat nongkrong baru ini menjadi pemandangan wajib, seringkali membuat kafe lama belum sempat dikunjungi, sudah muncul pesaing dengan konsep yang lebih menarik.

Kehadiran kafe-kafe ini tidak hanya mengubah gaya hidup masyarakat, terutama anak muda yang kini menjadikan kafe sebagai ruang sosial, tempat curhat, atau bahkan ruang kerja darurat bagi freelancer, tetapi juga memunculkan pertanyaan kritis: apakah geliat ini benar-benar menggerakkan roda ekonomi kreatif Tarakan, atau hanya sekadar euforia di permukaan, seperti busa di atas cappuccino yang cepat menguap?

Lebih dari Sekadar Minuman

Secara langsung, menjamurnya kafe memang memberikan dampak positif yang nyata. Hal ini menciptakan lapangan kerja baru bagi barista, pelayan, dan pekerja harian. Namun, poin krusialnya terletak pada nilai tambah kreatif yang ditawarkan.

Sejauh ini, beberapa kafe telah mengambil langkah maju dengan tidak hanya menjual minuman dan camilan, tetapi juga menyediakan hiburan. Mereka secara rutin mengadakan live music dari band dan penyanyi lokal, atau bahkan pertunjukan stand up comedy.

Peran kafe sebagai panggung kecil ini sangat menguntungkan. Kafe berfungsi sebagai ruang untuk kreativitas lokal, memungkinkan para pegiat seni, musisi, dan komika Tarakan menyalurkan karya mereka, sekaligus menciptakan perputaran nilai dalam ekonomi kreatif. Fenomena ini juga bisa dibaca sebagai tanda bahwa anak muda Tarakan haus akan ruang berekspresi, mencari wadah yang dapat menampung ide dan kolaborasi.

Tantangan Menciptakan Nilai Tambah

Dalam kacamata ekonomi kreatif, dampak positif tersebut baru merupakan langkah awal. Tantangan sesungguhnya bagi industri kafe di Tarakan adalah bagaimana mereka dapat beralih dari sekadar menjual minuman di gelas estetik, menjadi entitas yang menciptakan nilai tambah melalui ide, karya, dan inovasi.

Tarakan memiliki banyak potensi dari seniman muda, desainer, fotografer, dan musisi yang tersebar, namun belum terfasilitasi ruang yang memadai. Kafe memiliki potensi besar untuk menjadi titik temu antara bisnis dan seni, menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.

"Selama konsep kafe hanya berhenti di desain interior dan nama yang keren, ekonomi kreatif Tarakan hanya akan terus berputar di lingkaran yang sama," demikian analisis yang muncul.

Sudah saatnya fenomena menjamurnya kafe harus dibarengi dengan identitas dan pengalaman nongkrong yang unik. Di era serba cepat ini, yang bertahan bukan yang paling ramai, melainkan yang paling berjiwa. Ekonomi kreatif sejatinya bukan sekadar soal omzet, melainkan tentang bagaimana ide-ide lokal menemukan tempat untuk tumbuh, melalui satu cangkir kopi, satu panggung kecil, dan satu ruang kolaborasi. (*)

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB