bisnis

Pertumbuhan Ekonomi Kalsel Tembus 5,19 Persen, Ekonom Wanti-Wanti Bahaya Ketergantungan Batu Bara

Rabu, 19 November 2025 | 12:15 WIB
MELINTAS: Perekonomian Kalsel masih sangat ketergantungan pada tambang batu bara.

 

BANJARMASIN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif pada Triwulan III-2025, mencapai 5,19 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh sektor pengolahan, perdagangan, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan. Namun, di balik angka yang menanjak itu, para ekonom mengingatkan bahwa pondasi ekonomi Kalsel masih rapuh karena dominasi komoditas tambang.

Ekonom Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Muhammad Handry Imansyah, mengapresiasi capaian tersebut, tetapi memberikan catatan kritis. Menurutnya, ketergantungan daerah yang tinggi terhadap batu bara membuat perekonomian Kalsel sangat rentan terhadap fluktuasi dan dinamika global.

“Fluktuasi harga batu bara global dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi global yang melambat dapat memengaruhi ekspor Kalsel, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi daerah,” ingat Guru Besar Ekonomi Pembangunan ini.

Infrastruktur dan Ketergantungan Tambang Jadi Beban
Handry menambahkan, selain faktor harga komoditas, Kalsel masih terbebani persoalan klasik seperti infrastruktur dan logistik yang belum sepenuhnya efisien. Kondisi ini menyebabkan biaya produksi menjadi lebih tinggi dan daya saing daerah belum optimal.

Potret ketergantungan ekonomi pada batu bara terlihat sangat jelas di Kabupaten Tanah Bumbu. BPS mencatat, sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 49,88 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada 2024—hampir separuh denyut ekonomi daerah.

Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya menyumbang 11,9 persen PDRB, meski sub sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, menunjukkan produksi yang signifikan. (*)

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB