BALIKPAPAN– Inflasi Kota Balikpapan pada November 2025 tercatat sebesar 2,31 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 1,98 persen secara tahun kalender (year to date/ytd). Angka ini dilaporkan masih berada dalam rentang target inflasi nasional tahun 2025, yakni 2,5%-1%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menjelaskan bahwa pemicu utama kenaikan inflasi bulan ini adalah sektor transportasi udara. “Peningkatan inflasi Balikpapan pada bulan ini terutama disebabkan naiknya tarif angkutan udara. Tarif penerbangan untuk rute Balikpapan–Surabaya (BPN–SUB) dan Balikpapan–Makassar (BPN–UPG) mengalami lonjakan seiring meningkatnya mobilitas perjalanan dinas menjelang akhir tahun,” jelas Robi Ariadi, Selasa (2/12).
Kenaikan harga tiket pesawat ini memberikan andil terbesar terhadap inflasi Kota Balikpapan. Selain transportasi udara, Robi menyebutkan beberapa komoditas lain turut memberi tekanan inflasi.
Diantaranya, emas Perhiasan: Harga terus meningkat mengikuti tren penguatan harga emas dunia, didorong permintaan lokal yang tetap tinggi. Kemudian pangan hortikultura: Tomat dan kacang panjang mengalami kenaikan harga karena tingginya curah hujan yang menekan produksi, baik di wilayah lokal maupun sentra produksi di Jawa dan Sulawesi. Rokok: Rokok jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) naik karena keterlambatan pasokan dari distributor, memaksa pedagang melakukan penyesuaian harga.
Daging Ayam dan Beras Meredam Laju Inflasi
Namun, laju inflasi berhasil diredam oleh sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga (deflasi).Daging Ayam Ras: Harga turun seiring meningkatnya suplai, baik dari ayam beku asal Jawa maupun ayam segar lokal.I
Misalnya ikan layang. Harga ikan menurun karena hasil tangkapan nelayan meningkat. Kemudia beras turun karena pasokan dari Jawa dan Sulawesi semakin lancar, termasuk untuk kategori beras premium.
Beberapa gerai ritel menurunkan harga baju muslim wanita untuk menghabiskan stok model lama.
Sementara itu, di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), inflasi bulan November 2025 tercatat sebesar 0,14 persen (month to month/mtm). Meskipun lebih rendah dari Balikpapan, Robi memaparkan pola penyebab inflasinya relatif sama:Penyebab Inflasi: Kenaikan harga komoditas hortikultura (tomat, kacang panjang, buncis, sawi hijau) akibat musim hujan, serta tren kenaikan emas perhiasan.
Penyebab Deflasi adalah penurunan harga daging ayam ras, ikan tongkol dan layang, kelapa, serta beras yang pasokannya membaik.
Ke depan, BI Balikpapan mencermati risiko peningkatan tekanan inflasi dari dua faktor utama:Gangguan Pasokan: Puncak musim hujan pada akhir tahun diperkirakan mengganggu pasokan komoditas pertanian, ditambah ancaman banjir di Balikpapan, PPU, dan sentra produksi utama.
Tren permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) biasanya meningkat signifikan, didukung oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Balikpapan yang naik menjadi 123,8.Menanggapi kondisi ini, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Balikpapan, PPU, dan Paser terus memperkuat langkah stabilisasi harga. Upaya dilakukan melalui pemantauan harga, sidak pasar, operasi pasar murah, penguatan kerja sama antardaerah, dan pengoptimalan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). (*)