bisnis

Dipicu Cuaca Ekstrem dan Harga Emas, Inflasi Berau November Melonjak Jadi 2,76 Persen

Minggu, 7 Desember 2025 | 10:08 WIB
Kota Tanjung Redeb, ibukota Kabupaten Berau.

TANJUNG REDEB– Badan Pusat Statistik (BPS) Berau mencatat pergerakan inflasi pada November 2025 menunjukkan tren peningkatan signifikan dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan ini didominasi oleh dampak cuaca ekstrem terhadap pasokan ikan, serta lonjakan harga emas perhiasan di tingkat konsumen.

Kepala BPS Berau, Yudi Wahyudin, menyampaikan bahwa inflasi tahun ke tahun (year on year) pada November tercatat sebesar 2,76 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 110,04. Angka ini melonjak tajam dibandingkan Oktober yang hanya berada di posisi 1,78 persen. Inflasi bulanan (month to month) tercatat sebesar 0,74 persen.

Yudi Wahyudin menjelaskan, tingginya curah hujan sejak Oktober berdampak langsung pada aktivitas penangkapan ikan di laut. Nelayan kesulitan berlayar akibat ombak tinggi dan cuaca yang tidak menentu.

“Masih tingginya curah hujan yang terjadi sejak Oktober lalu, memberikan dampak yang masih sama pada aktivitas penangkapan ikan laut, utamanya ikan layang,” ungkapnya kepada Berau Post, Jumat (5/12).

Penurunan pasokan yang signifikan ini mendorong kenaikan harga ikan layang di pasaran. Selain itu, perubahan kualitas air yang mempengaruhi pola migrasi ikan juga disebut berkontribusi pada hasil tangkapan nelayan yang menurun.

Faktor non-pangan utama yang menyumbang inflasi adalah emas perhiasan. Kenaikan harga emas ini dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah, yang berdampak pada naiknya harga emas dunia.

Kenaikan harga didominasi oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, yang menjadi penyumbang tertinggi dengan kenaikan indeks sebesar 6,98 persen secara tahunan.

Komoditas yang paling dominan memberikan andil inflasi tahunan antara lain:Ikan layang, Emas perhiasan, Udang basah, ikan tongkol, ikan bandeng, dan ikan kembung, Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan beras, Bahan pangan segar seperti wortel, kangkung, bayam, dan tomat.

"Dua fenomena itu [ikan layang dan emas] yang memengaruhi tingkat inflasi pada November,” tambah Yudi.

Menariknya, di tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Berau mencatatkan tingkat inflasi tahunan tertinggi sebesar 2,76 persen, mengungguli Kaltim yang berada di 2,28 persen. Untuk inflasi bulanan, Berau juga tertinggi di Kaltim (0,74 persen).

Meski inflasi didominasi kenaikan harga, beberapa kelompok pengeluaran menunjukkan penurunan indeks, terutama pada kelompok transportasi yang mencatat deflasi sebesar 2,93 persen.

Penurunan harga tiket angkutan udara menjadi faktor utama deflasi di kelompok ini. Selain itu, beberapa komoditas pangan juga mengalami deflasi tahunan seperti cabai rawit, tomat, pisang, dan ikan nila, menunjukkan pasokan yang cukup stabil.

BPS menyatakan, pola tekanan inflasi yang masih dominan dari sektor pangan ini perlu menjadi perhatian khusus menjelang masa libur akhir tahun ketika permintaan masyarakat biasanya meningkat.(aja/arp)

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB