UJOH BILANG - Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Solman, menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembentukan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di wilayahnya.Salah satu kendala utama adalah kesulitan dalam menemukan lokasi yang tepat untuk pembangunan.
"Tantangan pertama adalah lokasi yang sulit dicari. Masyarakat sebenarnya sudah bisa menyerahkan, tapi lokasi-lokasi yang bisa dikembangkan itu susah didapat. Masyarakat seringkali enggan menyerahkan lahannya, karena lokasi tersebut harus clear and clean serta memiliki legalitas yang sah. Tanpa itu, kita tidak bisa membangun di sana," ungkap Solman saat ditemui Kaltimpost di Cafetaria Setkab Mahulu, Rabu (21/8).
Solman juga menyoroti upaya pendekatan dan edukasi yang telah dilakukan oleh dinas kepada masyarakat. Menurutnya, beberapa pertemuan telah digelar di berbagai tempat, seperti di Long Melaham, yang merupakan salah satu obyek utama. Ke depan, wilayah seperti Long Bagun dan Ujoh Bilang juga akan menjadi fokus pendekatan.
"Kami sudah beberapa kali berkomunikasi dengan aparat kampung dan pernah mengundang mereka untuk berdiskusi. Namun, hingga saat ini belum ada lokasi yang secara pasti disediakan oleh masyarakat. Meskipun begitu, kami terus melakukan upaya agar dalam setiap penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terkait Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), kami sudah meminta agar disediakan slot untuk lokasi TPS," jelasnya.
Solman menambahkan bahwa setiap pembahasan mengenai tata ruang selalu melibatkan identifikasi lokasi yang potensial untuk dibangun TPS atau TPA. "Ini juga akan dibahas dalam pertemuan-pertemuan ke depan," pungkasnya.
Dengan upaya berkelanjutan ini, diharapkan tantangan dalam pembentukan TPS dan TPA dapat segera teratasi, sehingga pengelolaan sampah di wilayah tersebut dapat dilakukan dengan lebih baik dan berkelanjutan. (*/sya)
