• Senin, 22 Desember 2025

Uni Eropa Kecam Serangan Terbaru Israel Terhadap Sekolah di Gaza

Photo Author
- Rabu, 10 Juli 2024 | 12:00 WIB
Sejumlah warga Israel membawa beragam poster saat melakukan aksi unjuk rasa di Yerusalem, pada 6 Juli 2024. Para demonstran ini menyerukan gencatan senjata dan pembebasan para sandera Israel.
Sejumlah warga Israel membawa beragam poster saat melakukan aksi unjuk rasa di Yerusalem, pada 6 Juli 2024. Para demonstran ini menyerukan gencatan senjata dan pembebasan para sandera Israel.

 

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Senin (8/7) mengecam serangan terbaru Israel terhadap sebuah sekolah badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), di Gaza.

“Warga sipil harus dilindungi setiap saat. Gedung PBB tidak boleh disalahgunakan, atau dijadikan sasaran serangan,” kata Josep Borrell melalui media sosial X. 
Borrel mengaku terkejut mengetahui serangan tersebut serta mendesak kelompok Hamas dan Israel untuk menyetujui gencatan senjata.

Baca Juga: Terus Bertambah, Warga Palestina yang Tewas di Gaza Tembus 38.153

Pada Sabtu (6/7), militer Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan militan Hamas di dalam sekolah Al-Jaouni di Nuseirat. Serangan itu dilaporkan menewaskan 16 warga Palestina dan melukai 50 lainnya.

Selama perang di Gaza, banyak warga sipil Palestina mencari perlindungan yang aman di lingkungan sekolah karena tidak punya tempat untuk berlindung.

Selama melancarkan agresi di Gaza, yang kini memasuki bulan ke-sembilan, Israel selalu menyerang fasilitas sipil seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah. Berdasarkan aturan perang, fasilitas-fasilitas tersebut tidak boleh diserang dan melakukan tindakan itu dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Baca Juga: Filipina dan Jepang Teken Pakta Pertahanan Akses Timbal Balik Pasukan

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah aksi brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak serta hampir 88.000 lainnya terluka, demikian laporan otoritas kesehatan setempat. Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Mahkamah Internasional menuduh Israel melakukan genosida. Lembaga itu dalam keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei lalu.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Antara

Rekomendasi

Terkini

X