• Minggu, 21 Desember 2025

Gencatan Senjata di Palestina Mulai Goyah, Israel Masih Batasi Bantuan ke Gaza

Photo Author
- Minggu, 9 November 2025 | 10:27 WIB
Bantuan kemanusiaan semakin dibutuhkan warga Gaza, Palestina. (Al-Jazeera).
Bantuan kemanusiaan semakin dibutuhkan warga Gaza, Palestina. (Al-Jazeera).

 

GAZA- Harapan perdamaian di Gaza kembali diuji. Gencatan senjata yang berjalan kurang dari sepekan goyah setelah Israel mengumumkan pembatasan bantuan kemanusiaan dan menunda pembukaan perlintasan Rafah yang menjadi jalur utama pasokan dari Mesir.

Seperti dilansir Reuters, Israel memotong separuh jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza. Dari 600 truk menjadi 300 truk per hari. Keputusan itu diambil setelah Israel menuduh Hamas menunda pengembalian jenazah para sandera yang tewas.

Hingga Selasa (14/10) malam waktu setempat, Hamas baru menyerahkan delapan jenazah dari total 28 yang dijanjikan. ”Hamas tidak melakukan semua yang mereka bisa,” ujar istri korban serangan Hamas Ela Haimi seperti dilansir dari The Guardian. Dia mendukung langkah pemerintah membatasi bantuan.

Kebijakan Israel tersebut langsung menuai kritik dari lembaga kemanusiaan. Direktur Jaringan LSM Palestina Amjad Al-Shawa menyebut, distribusi bantuan di Gaza belum berubah signifikan sejak gencatan senjata dimulai.

”Kami membutuhkan tenda, air, obat-obatan, dan alat berat. Tidak ada banjir bantuan seperti yang dijanjikan,” katanya. Padahal, pembukaan kembali Rafah dijadwalkan kemarin (15/10) sesuai kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Demo Besar-besaran di Tel Aviv

Sementara di Tel Aviv, ratusan ribu warga Israel memadati Hostages Square dalam demonstrasi besar-besaran. Mereka menuntut semua sandera segera dipulangkan. Aksi itu juga dihadiri utusan Trump seperti Jared Kushner dan Ivanka Trump.

Namun di Gaza, ketegangan meningkat. Meski sebagian pasukan Israel telah mundur dari Kota Gaza, bentrokan sporadis kembali terjadi. Enam warga sipil dilaporkan tewas akibat tembakan pasukan Israel dan serangan drone. Militer Israel mengklaim telah memberi peringatan sebelum menembak tersangka yang dianggap mengancam posisi mereka.

Hamas menilai tindakan itu sebagai pelanggaran perjanjian. Di sisi lain, muncul pula laporan video yang menunjukkan pejuang Hamas mengeksekusi tujuh pria yang dituduh bekerja sama dengan Israel. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X