ASEAN Mendesak: Gencatan Senjata Harus Dipatuhi! Sekjen Khawatir Konflik Thailand-Kamboja Ancam Stabilitas Kawasan

Photo Author
Jumat, 12 Desember 2025 | 11:15 WIB
Kendaraan militer di parkir di dekat perbatasan Thailand-Kamboja di provinsi Surin, Thailand pada 3 November 2025.
Kendaraan militer di parkir di dekat perbatasan Thailand-Kamboja di provinsi Surin, Thailand pada 3 November 2025.

PROKAL.CO – Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, mendesak Thailand dan Kamboja agar segera mematuhi gencatan senjata dan menempatkan perdamaian sebagai prioritas utama. Desakan ini disampaikan di tengah kembali merebaknya konflik terbuka di perbatasan kedua negara anggota ASEAN tersebut.

Tanpa menyebut langsung pihak yang berseteru, Kao menegaskan bahwa seluruh anggota ASEAN berkewajiban menjunjung prinsip Piagam ASEAN dan Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation - TAC).

“Dasar ini mendorong kita untuk menjunjung tinggi penyelesaian sengketa secara damai, memperkuat kerja sama, dan memastikan perdamaian dan stabilitas terwujud di wilayah kita,” ujar Sekjen ASEAN saat menyambut Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Sekretariat ASEAN Jakarta, Kamis (11/12/2025).

Kao menyoroti bahwa eskalasi konflik di perbatasan Thailand-Kamboja kini telah menjadi perhatian media kawasan dan global. Situasi tersebut mendorong ASEAN dan para pemimpin dunia untuk mendesak kedua negara segera menghentikan peperangan.

Ia menekankan dampak langsung konflik terhadap masyarakat yang tinggal di kedua sisi perbatasan, yang sama-sama merupakan anggota ASEAN.

“Sampai mitra eksternal kita, termasuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, turut mendorong gencatan senjata, deeskalasi ketegangan, dan kembalinya pendekatan dialog dan diplomasi,” kata Kao.

Sekjen ASEAN menyampaikan keprihatinan mendalam karena ketegangan ini muncul pada momentum penting, yakni setelah ASEAN resmi menerima Timor Leste sebagai anggota penuh dalam KTT ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Oktober lalu.

Kao berharap konflik tersebut dapat diselesaikan sepenuhnya melalui cara damai, sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung ASEAN. “Berikanlah perdamaian peluang,” ujarnya.

Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali meruncing sejak akhir pekan lalu, di mana kedua pihak saling menuduh melanggar perjanjian damai yang baru mereka tandatangani di sela KTT ASEAN Oktober lalu.

Bentrokan terbaru sejak Senin (8/12) telah menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil Kamboja dan enam tentara Thailand, serta memaksa lebih dari setengah juta orang mengungsi. Laporan juga menyebutkan Bangkok menggunakan jet tempur F-16 dalam konflik tersebut. (*)

Editor: Indra Zakaria

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Rekomendasi

Terpopuler

Terkini

x