Hadirnya Bandar Udara di Kota Singkawang jelas akan memberikan dampak positif bagi daerah sekitar seperti Kabupaten Sambas. Hal tersebut disampaikan Bupati Sambas, Satono usai turut hadir dalam peresmian Bandara Singkawang oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Pangmilang, Singkawang Selatan, Rabu (20/3).
Bupati Sambas mengatakan dengan diresmikannya Bandara Singkawang, tentu akan mempermudah transportasi, termasuk warga Kabupaten Sambas yang akan menggunakan pesawat untuk keluar daerah.
"Kalau ada bandara di Kota Singkawang, sebagai masyarakat Sambas yang merupakan kabupaten yang berbatasan langsung, jadi lebih mudah kalau mau menggunakan transportasi udara untuk keluar daerah, karena jarak dekat ke bandara," katanya. Diresmikannya Bandara Singkawang ini menjadi harapan dan semangat baru untuk Kabupaten Sambas.
Selama ini masyarakat Kabupaten Sambas yang notabene berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia cukup sulit mencapai Bandara Supadio di Kota Pontianak karena jaraknya cukup jauh.
"Kalau bandara ada di Kota Singkawang, dari Sambas ke Singkawang hanya satu jam kemudian bisa langsung naik pesawat ke Jakarta, jadi lebih efektif," kata Satono.
Ketua DPRD Kabupaten Sambas, Abu Bakar juga berkesempatan menghadiri acara peresmian Bandar Udara Singkawang yang dibangun dengan anggaran senilai Rp427 Miliar melalui skema KPBU atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha serta bantuan Corporate Social Responsibilities (CSR). Bandara yang dibangun sejak 2019 memiliki panjang landasan pacu (runway) 2.000 meter dan terminal seluas 8.000 meter persegi.
Senada dengan Bupati Sambas. Ketua DPRD Sambas juga menyampaikan keberadaan bandara akan memberikan kemudahan bagi masyarakat, terutama dalam bertransportasi.
Sejumlah masyarakat Kabupaten Sambas berharap adanya bandara memberikan kemudahan bagi masyarakat. Selain jarak dekat, diharapkan harga tiket pesawat juga tudak mahal.
"Senang ada bandara di Singkawang, jadi tak perlu jauh jauh ke Pontianak, jadi bisa hemat waktu, kami berharap juga harga tiket nantinya tidak mahal, karena transportasi pesawat diperlukan untuk cepat bukan karena banyak duit, karena adanya urusan darurat bukan karena banyak duit," ujar Risma. (fah)
