PONTIANAK – Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat (Kalbar) semakin memantapkan posisinya sebagai gerbang utama arus logistik regional. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan ini terus menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, dengan peningkatan mencolok pada berbagai komoditas.
Data terbaru memperlihatkan lonjakan tajam pada throughput (volume arus barang) di sektor curah cair, curah kering, dan general cargo, menegaskan peran strategis Pelabuhan Kijing bagi perekonomian Kalbar.
Komoditas Curah Cair menjadi penyumbang volume terbesar di Pelabuhan Kijing. Setelah beroperasi sejak Agustus 2020, kategori ini mencatat peningkatan yang konsisten dan masif. Di tahun 2021 ada 617.310 ton, di tahun 2022 ada 644.170 ton, di tahun 2023 ada 1.616.630 ton, di tahun 2024 ada 1.787.739 ton dan hingga Oktober 2025 ada 1.276.512 ton.
Sementara itu, kategori Curah Kering mencatat pertumbuhan yang paling eksplosif dalam dua tahun terakhir, melonjak dari 130.560 ton (2023) menjadi lebih dari satu juta ton pada tahun 2025. Data lengkapnya di tahun 2022 ada 23.200 ton, di tahun 2023 ada 130.560 ton, di tahun 2024 ada 725.443 ton dan hingga 2025 ada 1.654.998 ton.
General Cargo dan Kapasitas Ekspor Terus Tumbuh
Sektor General Cargo (barang umum) juga menunjukkan peningkatan aktivitas, terutama setelah tahun 2022, mencerminkan diversifikasi layanan pelabuhan. Mulai Februari 2022 tercatat 17.346 ton, di tahun 2023 tercatat 261.942 ton, di tahun 2024 tercatat 233.277 ton dan hingga Oktober 2025 tercatat 83.945 ton.
Peningkatan volume ini berbanding lurus dengan kapasitas ekspor Pelabuhan Kijing yang terus membesar. Jika pada tahun 2020 (dalam empat bulan) volume ekspor tercatat 147.948 ton, volume ekspor melonjak hingga hampir satu juta ton pada tahun 2023, Ekspor 2023: 908.157 ton.
Tren pertumbuhan ini menegaskan bahwa Pelabuhan Kijing tidak hanya berfungsi sebagai hub domestik, tetapi juga kian berperan penting dalam mendukung kinerja ekspor komoditas Kalbar ke pasar internasional. (*)
