BANJARMASIN - Pembacaan putusan sengketa pemilihan Wali Kota Banjarmasin (Pilwali) akan disidangkan pada 22 Maret nanti.
Kubu penantang dan petahana, pasangan Ananda-Mushaffa Zakir dan pasangan Ibnu Sina-Arifin Noor sama-sama yakin bakal menang.
Anggota tim kuasa hukum penggugat, Dede Maulana enggan mendahului majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK).
Tapi menyimak keterangan 15 saksi, menurutnya menguatkan permohonan kliennya. "Apalagi saat pemeriksaan saksi di sidang sebelumnya," ujarnya, kemarin (16/3).
Dibeberkannya, selama masih menjabat sebagai wali kota dan sesudahnya, terjadi kecurangan secara terstruktur sistematis dan masif (TSM).
Kubu Ananda juga menuding kubu Ibnu menggencarkan praktik politik uang. "Tidak terbantahkan lagi," tegas Dede.
Dia mengambil contoh kejadian di TPS di Kelurahan Teluk Tiram. Bahwa pada hari pencoblosan 9 Desember 2020, di sana tak ada daftar hadir pemilih.
"Dari sejumlah pelanggaran itu kami meminta paslon nomor urut 02 didiskualifikasi. Dan paslon 04 yang memperoleh suara terbanyak kedua bisa menjadi wali kota," pungkasnya.
Sedangkan kuasa hukum Ibnu, M Kurniawan Putra meyakini gugatan Ananda bakal rontok. "Kami yakin menang," jawabnya.
Alasannya, mengacu pada proses di Bawaslu Banjarmasin. "Keputusan Bawaslu saja menyebutkan tak memenuhi unsur pelanggaran," tukasnya.
Soal kejanggalan di Teluk Tiram, diingatkannya, saksi tak melihat secara langsung daftar absen tersebut.
"Artinya dalil yang disampaikan ke majelis hakim hanya bersifat asumsi," tutup Kurniawan. (gmp/fud/ema)
