Baginya, aksi percobaan bunuh diri adalah tindakan kekanak-kanakan yang merugikan. AB berpesan kepada siapa saja, terutama anak muda. Pandai-pandailah mengelola emosi.
"Fase sulit pasti ada, perkuat ibadah, perluas pergaulan. Nyawa kita sangat berharga," bandingnya.
Pusat informasi kriminal nasional (Pusiknas) Polri merilis angka kasus bunuh diri di Indonesia. Dari data itu diketahui, tahun ke tahun jumlah kasus bunuh diri mengalami kenaikan. Di tahun 2022, Pusiknas Polri mencatat ada sebanyak 900 kasus.
Kemudian di tahun 2023, sepanjang Januari hingga 18 Oktober berjumlah 971 kasus. Sementara di tahun 2024, sepanjang 1 Januari hingga 15 Maret, berjumlah 287 kasus. Tujuh kasus di antaranya terjadi di Provinsi Kalsel. Namun jumlah itu, diprediksi lebih banyak daripada yang tercatat.
Kisah percobaan bunuh diri lainnya juga pernah dialami AD. Di tongkrongan, ia dikenal sebagai pemuda ramah dan mengasyikkan. Juga pemicu gelak tawa.Namun di awal tahun 2019 lalu, warga Banjarmasin Tengah itu pernah merasa sangat terpuruk. AD didiagnosis leukemia alias kanker darah.
Sedang asyik beraktivitas, tiba-tiba mimisan. Darah tidak hanya keluar dari hidung, juga dari telinga dan mulut. AD jadi mulai gampang lelah. "Sebenarnya, aku tidak begitu kaget. Karena sejak kecil aku memang mudah jatuh sakit," ujarnya, Rabu (15/5).
Namun yang paling menyakitkan, ketika sang ayah tidak memperdulikannya lagi. Saat itulah ia merasa mentalnya sangat terganggu. "Aku kehilangan harapan, dan menjadi lebih sensitif," ujarnya.
Di tahun yang sama, AD dua kali memutuskan untuk bunuh diri. Syukurlah kedua upaya itu gagal. "Aku urungkan niatku karena ingat mama," kenangnya.
AD pun menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Ditambah dengan jadwal pemeriksaan rutin hingga tahun 2021. Ia berprinsip, life must go on. Namun di akhir tahun 2022, niat buruk itu kembali muncul.
Ia dirundung tiga masalah sekaligus. Selain penyakit, ia didera kondisi keuangan buruk, serta hubungan asmara yang tak sejalan.
Akibatnya, AD kembali hilang harapan. Syukurlah, upaya bunuh diri itu gagal lagi. "Ketahuan mama," ungkapnya. Kesabaran ibunya seperti kamus bahasa yang tebal. Ibunya tak pernah memarahinya. Sebaliknya, justru selalu berusaha menguatkan. "Mama tahu tekanan mentalku," ujarnya.
Ibunya selalu siap sedia menjaganya. Tapi, keinginan untuk mengakhiri hidup itu masih ada. AD tak segan melakukan itu apabila ada sesuatu yang menyakiti hatinya. Seiring berjalannya waktu, AD mulai bangkit. Ia diarahkan untuk lebih mendalami agama. "Sering beristigfar," ucapnya.
AD kini menyadari, perkara maut bukanlah hak dirinya. Jika ada hikmah yang bisa dipetik, AD berpesan melalui prinsipnya. "Tanamkan nilai-nilai agama dalam diri. Hiduplah dengan sebaik-baiknya," pesannya. "Berbaktilah kepada Tuhan dan orang tua. Bermanfaat bagi sesama," pungkasnya. (*)
Angka Kasus Bunuh Diri di Indonesia.
Tahun 2022, berjumlah 900 kasus.
Tahun 2023, sepanjang Januari hingga 18 Oktober berjumlah 971 kasus.
Tahun 2024, sepanjang 1 Januari -15 Maret, berjumlah 287 kasus.