BANJARBARU – Menjelang sore di halaman markas UPT Damkar Banjarbaru, suara sirine mobil pemadam sesekali terdengar, namun bukan karena ada kebakaran. Di balik pintu garasi yang selalu siap dibuka itu, tersimpan kisah-kisah penyelamatan lain yang justru lebih sering dan tak terduga bentuknya.
Ditemui Radar Banjarmasin, Syafrullah, Kepala UPT Damkar Banjarbaru, tersenyum kecil ketika mengingat salah satu panggilan warga yang dianggapnya paling unik.
“Pernah diminta angkat galon ke dispenser, mengambilkan kunci, HP jatuh ke selokan, sampai memperbaiki kloset yang mampet,” tuturnya, Rabu (10/12/2025).
Bahkan, ada permintaan yang sempat membuat para petugas saling pandang keheranan. “Ada juga istri yang minta kami memantau suaminya karena tidak mengangkat telepon. Katanya takut kenapa-kenapa,” kenangnya sambil terkekeh.
Di mata Syafrullah, gambaran masyarakat mengenai Damkar (Pemadam Kebakaran) pelan-pelan mulai berubah, tidak semua panggilan berhubungan dengan amukan api.
“Tugas dan fungsi kami pertama tentu pemadaman kebakaran. Setelah itu ada penyelamatan manusia dan hewan," jelasnya. Penyelamatan manusia yang dimaksud bisa melibatkan puluhan bentuk kasus, mulai dari warga jatuh ke sumur, mobil terperosok, mogok di jalan, bahkan kasus yang sederhana seperti melepas cincin yang macet di jari.
Syafrullah menggarisbawahi bahwa kesiapan petugas dan armada tidak hanya untuk keadaan darurat api, tetapi juga untuk segala jenis penyelamatan yang dibutuhkan masyarakat, seunik apapun panggilannya. (*)
