• Senin, 22 Desember 2025

Sukses Memajukan Ponpes, Dikenal Tegas dan Disiplin

Photo Author
- Jumat, 11 Oktober 2019 | 13:56 WIB

Kabar duka datang dari Tanah Mentaya. Sosok panutan umat muslim di Kotim, Ustaz HM Fauzan Abror Bin KH Muhammad Abror Dahlan tutup usia. Ratusan santri dan penjabat penting datang silih berganti ke rumah duka. Berikut cuplikan kisahnya.

HENY, Sampit

Meninggalnya almarhum HM Fauzan Abror sebagai pimpinan Pondok Pesantren Darul Amin, Rabu (9/10), mengguncang jagad maya publik Kotim. Ustaz ini dikabarkan meninggal di usia 37 tahun di RSUD dr Murjani Sampit karena penyakit maag kronis yang dideritanya.

Ucapan belasungkawa silih berganti menghampiri rumah duka. Tak sedikit pula masyarakat Kotim yang menghaturkan doa agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di surganya Allah SWT.

Malam itu, Radar Sampit ikut hadir di rumah duka di Pondok Pesantren Darul Amin Jalan HM Arsyad. Suasana tampak khidmat dan disesaki ratusan pria berbusana muslim, lengkap dengan peci di kepala. Mereka merupakan santri yang mengenyam pendidikan di Ponpes Darul Amin.

Para santri tersebut terlihat sibuk duduk bersila memenuhi teras rumah duka. Kedua telapak tangan mereka memegang kitab suci Alquran. Lisan mereka terlihat kompak melantunkan bacaan ayat demi ayat suci. Semua dilakukan semalam suntuk tanpa jeda.

Kegiatan itu biasa disebut tahlilan, yang bertujuan mendoakan orang yang telah meninggal, yang biasa dilakukan di hari pertama kematian hingga hari ketujuh.

Kedatangan Radar Sampit disambut seorang pemuda berjubah panjang putih dengan kain jingga yang dililit di kepala (sorban). Raut wajahnya terlihat sedih.

Pria bernama H Ahmad Rayan Zuhdi Abror Bin KH Muhammad Abror Dahlan itu merupakan pengasuh Ponpes Darul Amin. Sekaligus adik kandung almarhum HM Fauzan Abror.

Kepada Radar Sampit, Rayan menuturkan, meninggalnya almarhum disebabkan komplikasi yang bermula dari penyakit maag kronis yang diderita. ”Beliau meninggal di RSUD dr Murjani Sampit sekitar pukul 17.20 WIB karena penyakit maag kronis,” ucap Rayan, Rabu (9/10).

Rayan mengatakan, kakak kandungnya pernah berkeinginan menemui Habib Umar Bin Hafidz. Pertemuan tersebut akhirnya terwujud setelah kedatangan Habib Umar saat menghadiri kegiatan Tablig Akbar di Palangka Raya akhir September lalu.

”Alhamdulillah, keinginan beliau ingin menemui Habib Umar kesampaian,” kata Rayan.

Dua hari setelah pertemuan dengan Habib Umar, tubuh almarhum tiba-tiba melemah. Kondisi kesehatannya kian menurun, sehingga terpaksa dirawat di RSUD dr Murjani Sampit.

”Beliau sempat dirawat selama empat hari dan akhirnya Allah berkata lain. Beliau meninggal pada Rabu (9/10), mendekati waktu magrib,” ujarnya.

***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: sampitadm-Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X