• Senin, 22 Desember 2025

Duh Ngeriiii..!!! Warga Sebut Ada Buaya Raksasa Sepuluh Meter

Photo Author
- Rabu, 28 Oktober 2020 | 11:07 WIB
RAWAN BUAYA: Lokasi nelayan pencari kerang yang diterkam buaya di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, dipasang imbauan agar waspada terhadap buaya, Selasa (27/10).(FAHRY ILHAMI SAMOSIR/RADAR SAMPIT)
RAWAN BUAYA: Lokasi nelayan pencari kerang yang diterkam buaya di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, dipasang imbauan agar waspada terhadap buaya, Selasa (27/10).(FAHRY ILHAMI SAMOSIR/RADAR SAMPIT)

SEBAGIAN warga Desa Lempuyang tak punya pilihan untuk bertahan hidup. Mereka bergantung pada alam dengan mencari kerang. Sumber penghasilan itu juga jadi ancaman kematian, karena perairan di wilayah itu merupakan habitat buaya pemangsa.

 Selasa (27/10) siang, sekitar pukul 13.30 WIB, mobil dinas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit tiba di sebuah gang kecil di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotim.

Kedatangan mereka langsung disambut penduduk setempat yang sebagian besar merupakan nelayan. Para nelayan itu menggantungkan sumber ekonominya dengan memanfaatkan hasil laut dan perikanan secara turun-temurun.

Namun, aktivitas melaut mereka kini mulai terganggu setelah predator mematikan, buaya muara, menyerang sedikitnya lima nelayan hingga terluka. Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, satwa liar tersebut tidak pernah menyerang, apalagi melukai manusia.

Menurut cerita, sebelumnya, nelayan kerap bertemu langsung dengan buaya muara. Buaya tak terganggu meski jaraknya dengan manusia saat itu berdekatan.

Mendengar kisah itu, Muriansyah, Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit lalu mengajak sejumlah warga untuk menemaninya menyusuri sungai yang mengarah langsung ke muara.

Dalam perjalanan, sungai tampak sepi. Tak ada tanda aktivitas manusia. Hanya ada perahu nelayan yang tertambat di tepi sungai.

Air sungai tampak kotor dan keruh. Permukaan airnya terlihat tenang. Warnanya cokelat dan agak gelap.

”Hei, lihat itu!” ucap seorang warga sambil mengarahkan telunjuknya ke tepi sungai.

Lima orang yang berada di atas perahu secara bersamaan menoleh ke kiri sungai.

Mereka melihat seekor buaya muara berukuran sedang, berjemur di antara lebatnya tumbuhan liar di tepi sungai. Ketakutan mulai menghantui, khawatir jika buaya itu mendekat hingga menyerang perahu mereka.

Namun, perjalanan tetap dilanjutkan hingga berhenti di persimpangan sungai antara Desa Lampuyang kecil dan Desa Lampuyang besar.

”Di persimpangan ini, ada buaya berukuran besar. Kira-kira panjangnya mencapai 10 meter. Buaya itu muncul saat air sungai surut,” kata Alfian, warga yang ikut mendampingi BKSDA.

Menurutnya, badan buaya itu membentang di persimpangan sungai. Tak jarang perahu nelayan bersenggolan dengan permukaan kulitnya yang tebal. ”Bahkan, ada perahu nelayan yang hampir karam setelah melewati badannya,” beber ayah satu orang anak itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: sastro-Sastro Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X