SENDAWAR–Situasi kesehatan di Kota Beradat sedang tidak baik-baik saja. Selain kasus demam berdarah dengue (DBD) terus meningkat, kasus tengkes pun menjadi PR yang harus segera dituntaskan.
Berdasarkan data yang dihimpun media ini, angka keluarga berisiko stunting atau tengkes di Kutai Barat (Kubar) berjumlah 15 ribu orang. Banyak faktor yang memengaruhi.
Seperti keluarga yang memiliki putri calon pengantin. Kemudian ibu hamil, anak usia 0–23 bulan, anak usia 24–59 bulan. Selanjutnya, keluarga berisiko berasal dari warga miskin, pendidikan orangtua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kubar Sukwanto mengatakan, berdasarkan sejumlah faktor tersebut terdata ribuan keluarga berisiko stunting berdasarkan data yang di-update tahun 2022 itu.
“Yang paling berbahaya adalah keluarga-keluarga berisiko stunting. Di mana berdasarkan data yang di-update tahun 2022, ternyata keluarga berisiko stunting di Kubar mencapai 15.000 lebih angkanya,” kata Sukwanto.
Sebagai informasi, tengkes salah satu masalah kesehatan masyarakat, sehingga pemerintah menargetkan prevalensi tengkes turun menjadi 14 persen pada 2024. (*/luk/kri/k8)
