PROKAL.CO, TANJUNG REDEB-Kabupaten Berau sudah kesohor sejak dulu memiliki destinasi wisata yang aduhai.
Lokasi-lokasi wisata itu banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara, karena memiliki daya tarik khas masing-masing.
Sayangnya, pada era digital saat ini Pemkab Berau masih punya pekerjaan rumah untuk menghadirkan jaringan internat yang andal di beberapa kawasan-kawasan wisata itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Ilyas Natsir mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengenai program seribu titik jaringan internet nirkabel atau wifi.
Selain itu, pihaknya melakukan upaya pemasangan modulator demodulator (modem) yang dapat digunakan untuk membawa sinyal analog-digital sehingga dapat tersambung ke jaringan internet.
Perangkat jaringan ini dapat digunakan untuk sepuluh gawai per satu modem.
“Nah itu harganya berbeda-beda dan bayar perbulan berbeda-beda” paparnya, Rabu (4/7).
Melalui koordinasi dengan Diskominfo, pemerintah daerah dan kelompok masyarakat kampung, Ilyas berharap tidak ada lagi lokasi yang tidak terjangkau internet di destinasi wisata di Berau.
Beberapa titik yang menjadi target pemasangan ialah Merabu, Teluk Sumbang, dan Maratua.
Terkait persoalan internet di Maratua, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau Didi Rahmadi membenarkan lambatnya jaringan internet di kawasan wisata di kawasan itu.
Saat ini terdapat tujuh titik yang berkenaan dengan masalah sinyal dan telah dilakukan pemasangan perangkat wifi untuk menangani permasalahan tersebut.
Tujuh titik di Teluk Harapan yang telah mendapatkan pemasangan perangkat wifi, yakni, kantor camat, kantor kepala kampung, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), dinas pendidikan, pinggir pantai, dan polsek.
Namun, perangkat tersebut masih terbatas, yakni hanya untuk pemerintah kampung.
Sedangkan perangkat jaringan yang ditujukan untuk masyarakat belum dilakukan pemasangan.
Didi telah bersurat, berkomunikasi, berdiskusi, dan rapat dengan kementerian serta operator seluler untuk mempercepat pemasangan jaringan internet di daerah khusus destinasi wisata.
“Khususnya Maratua, karena internet dan infrastrukturnya itu merupakan wewenang dari pemerintah pusat,” paparnya saat ditemui di ruang kerja, Rabu (4/7).
Didi juga mengungkapkan, pihaknya memiliki rencana untuk melakukan pemasangab tower pada Agustus mendatang sebagai upaya mengatasi susahnya sinyal di Maratua.
“Bulan Agustus itu kalau memungkinkan kami akan memasang satu tower di Maratua, kemungkinan di Teluk Alu-Alu.” jelasnya.
Pihaknya juga berharap, operator seluler yang telah memasang menara base transceiver station (BTS) di kawasan Maratua untuk segera memfungsikan menara tersebut guna mendukung pemerintah daerah dalam mempercepat pelayanan akses informasi.
“Karena bagaimanapun maratua menjadi destinasi, dan keluhan khususnya wisatawan itu susah jaringan,” paparnya.
Mengenai anggaran, pihaknya tentu akan meminta kepala daerah mengenai pergeseran anggaran. Didi juga menyebutkan bahwa jaringan merupakan milik pemerintah pusat dan pihaknya telah melakukan rapat untuk memaksimalkan jaringan tersebut.
“Kalau operatornya sementara baru Telkomsel,” tuturnya.
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan bahwa Indonesia naik 10 peringkat dalam Indeks Kepariwisataan Dunia menjadi peringkat ke-22 di atas negara lain seperti Belgia, Selandia Baru, dan Turki.
Namun, terdapat satu pekerjaan rumah yang cukup besar, yakni Information Communication Technology (ICT) tentang keberadaan internet di sebuah wilayah pariwisata.
Sehingga perlu upaya besar untuk memastikan ketersediaan jaringan internet di destinasi wisata dapat diakses dengan baik. (mlt/far)
