PROKAL.CO, Kutai Timur – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur kini telah resmi memperoleh izin operasional pelabuhan permanen.
Pelabuhan yang terletak di Desa Citra Manunggal Jaya, Kecamatan Kaliorang, sebelumnya hanya beroperasi dengan izin sementara sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 1 April 2019.
Menurut Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, izin operasional pelabuhan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah diterbitkan, sehingga pelabuhan dapat segera beroperasi penuh. Hal ini diharapkan dapat mempermudah masuknya investasi ke wilayah KEK MBTK.
Baca Juga: Sukses Perbaiki Infrastruktur Kaltim, Isran-Hadi Dukung Penuh Pembangunan IKN
“Izin operasional pelabuhan di KEK Maloy sudah diberikan oleh KKP dan Kemenhub. Ini akan memudahkan investasi di kawasan ini,” ujar Sri Wahyuni kepada Kaltim Post.
Sejarah Panjang Perizinan Pelabuhan di KEK MBTK
Sebelumnya, izin operasional pelabuhan di KEK MBTK sempat mengalami beberapa kendala dan menjadi sorotan publik.
Terancam dicabut karena belum mendapat persetujuan lengkap dari Kemenhub, KKP, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), situasi ini sempat membuat perkembangan kawasan terhambat.
Bahkan, Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, sempat melakukan inspeksi langsung ke KEK MBTK pada Februari 2024.
Tindak lanjut dari kunjungan ini dibahas dalam rapat bersama Dewan Nasional KEK pada Agustus 2024 di Balikpapan.
Pada rapat tersebut, perizinan lingkungan dari KLHK juga disetujui, membuka jalan bagi pelabuhan untuk segera beroperasi sebagai pelabuhan permanen.
Pelabuhan Permanen Mempercepat Masuknya Investasi
Salah satu faktor kunci dalam pengembangan KEK MBTK adalah beroperasinya pelabuhan secara permanen.
Dengan pelabuhan yang kini resmi beroperasi, kawasan ini diprediksi akan semakin menarik minat investor, baik lokal maupun asing.
Sebelumnya, pelabuhan hanya memiliki izin uji coba operasional yang berakhir pada 5 November 2023, yang sempat menimbulkan kekhawatiran terkait kelanjutan investasi.
"Dengan beroperasinya pelabuhan ini, investor akan lebih mudah masuk ke KEK Maloy. Sudah ada beberapa investor yang tertarik, tapi mereka membutuhkan pelabuhan yang sudah beroperasi," tambah Sri Wahyuni.
