TENGGARONG - Awan kelabu menyelimuti Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada Senin (23/12) saat jenazah Gubernur Kalimantan Timur periode 2008-2018, mendiang Prof. Dr. H. Awang Faroek Ishak tiba di Kuburan Muslimin Sukarame.
Baca Juga: Jenazah Mantan Gubernur Awang Faroek Disalatkan di Masjid Nurul Mukminin
Ratusan jiwa yang merupakan kerabat dan keluarga menyambut kedatangan mendiang Awang Faroek di pemakaman. Terpantau beberapa tokoh masyarakat dan pejabat Kukar maupun Kaltim juga hadir pada pemakaman ini. Seperti Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Muhammad Arifin, Hadi Mulyadi, Syaharie Jaang, Sekda Kukar Sunggono dan lainnya.
Baca Juga: Kapal Tongkang Batu Bara Penuhi Teluk Balikpapan, Begini Dampaknya Positif dan Negatifnya
Mantan Bupati Kutai Timur ini disemayamkan di kuburan keluarga besarnya, yang juga menjadi makam almarhum anaknya, Awang Ferdian Hidayat. Prosesi pemakaman Awang Faroek dimulai di rumah dukanya yang terletak di Jalan Sei Barito Samarinda.
Kemudian di sholatkan di Masjid Pemprov Kaltim dan dilepaskan dengan upacara di Kantor Gubernur Kaltim yang dipimpin Pj Gubernur Akmal Malik.
Awang Faroek tiba di Tenggarong pada pukul 11.30 WITA, kerandanya langsung digotong para pelayat ke liang kubur. Lantunan shalawatan dan surah yasin dari ratusan pelayat mendampingi prosesi pemakaman putra kebanggaan Kaltim yang pernah menjadi Anggota DPR RI periode 2019-2024 ini.
Isak tangis keluarga pecah saat melepaskan Awang Faroek Ishak untuk terakhir kalinya. Khususnya dari sang putri, Dayang Donna Walfiares Tania Putri yang terus mendampingi sang ayah dari rumah sakit hingga penaburan bunga di makam.
Untuk diketahui, Awang Faroek Ishak menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Minggu, 22 Desember 2024 pada pukul 21.00 WITA. Awang Faroek dinyatakan meninggal dunia di RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Usai melakukan perawatan intensif karena kondisi kesehatannya yang kian menurun.
Berpulangnya Awang Faroek Ishak ini meninggalkan duka besar bagi masyarakat Kaltim. Putra asli Benua Etam ini merupakan kelahiran Tenggarong, 31 Juli 1948, ia adalah putra ke-11 dari pasangan Awang Ishak dan Dayang Johariah. Dan merupakan sosok Bupati Kutai Timur pertama usai pemekaran wilayah Kutai.
Almarhum merupakan sosok yang berperan penting dalam penunjukkan Kaltim sebagai Ibu Kota Nusantara. Melalui terobosan gagasannya seperti jalan tol antarkota dan bandara besar di Samarinda semasa menjadi orang nomor satu di Kaltim.
Meski jiwa dan ragamu sudah tidak lagi berada di dunia ini. Budi baktimu terhadap Kalimantan Timur semasa hidup akan selalu dikenang masyarakat. Selamat jalan pak Faroek, perjuangan dan kontribusimu akan abadi di Benua Etam. (moe)
