• Senin, 22 Desember 2025

Siloam Oncology Summit 2025 Ungkap Manfaat Vaksinasi Herpes Zoster untuk Pasien Kanker

Photo Author
- Senin, 19 Mei 2025 | 17:10 WIB
Opening Ceremony Siloam Oncology Summit (SOS) 2025 pada Sabtu, 17 Mei 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Opening Ceremony Siloam Oncology Summit (SOS) 2025 pada Sabtu, 17 Mei 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta.

PROKAL.co, JAKARTA- Herpes Zoster, maka kemungkinan pasien tersebut harus menunda pengobatan kankernya. Dengan demikian, salah satu yang bisa dilakukan untuk mencegah Herpes Zoster adalah melakukan vaksinasi.

Edukasi terkait risiko dan pencegahan Herpes Zoster menjadi penting bagi semua orang termasuk pada pasien dan keluarga. “Vaksinasi penting untuk mencegah Herpes Zoster pada pasien kanker. Vaksin adalah salah satu jalan pencegahan dari berbagai penyakit menular,” kata dr. Joyce.

Herpes Zoster bisa sangat merugikan pasien kanker. Jadwal kemoterapi dan pengobatan lain bisa tertunda. Nyeri dan keluhan yang disebabkannya pun menambah penderitaan. Itu sebabnya, vaksinasi Herpes Zoster sangat penting pagi pasien kanker.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi Onkologi Medik MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP menambahkan, vaksinasi Herper Zoster, selain mencegah perburukan juga meningkatkan keberhasilan pengobatan pada kanker itu sendiri.

“Pasien kanker yang akan menerima perawatan dengan risiko melemahkan imunitas akan membuat pasien rentan terhadap penyakit, namun dapat dicegah oleh vaksin. Penyakit menular itu termasuk pneumonia, meningitis, demam berdarah, dan Herpes Zoster,” tutur Prof. Aru.

Vaksin Herpes Zoster

Secara umum, vaksin Herpes Zoster bisa dilakukan pada mereka yang sehat, serta pada orang dengan kondisi apapun, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun apalagi yang memiliki komorbid dan immunocompromised.

Vaksin generasi terdahulu menggunakan vaksin hidup, dan diberikan satu kali. “Vaksin generasi baru ini merupakan recombinant zoster vaccine, menggunakan spike dari virus itu. Jadi hanya pucuknya saja diambil dan dibuat jadi vaksin, lalu ditambah zat adjuvan yang akan meningkatkan respon imun,” jelas dr. Joyce. 

Penambahan zat adjuvan juga memperkuat vaksin, sehingga perlindungan vaksin bisa bertahan lebih lama. Sejauh ini, menurut penelitian, vaksin bisa melindungi pasien hingga 11 tahun. “Penelitiannya masih terus berlanjut. Diharapkan perlindungan vaksin bisa lebih lama dari dari 11 tahun,” ujar dr. Joyce.

Beliau melanjutkan, karena vaksin Herpes Zoster generasi baru tidak mengandung virus yang utuh/hidup, vaksin ini aman diberikan kepada mereka dengan kondisi immunocompromised seperti yang dialami pasien kanker, orang dengan HIV/AIDS, dan mereka yang pasca menjalani transplantasi organ. Dengan syarat, vaksin diberikan saat pasien dalam kondisi sehat atau stabil. Namun karena bukan merupakan vaksin hidup, maka vaksin harus diberikan dalam dua dosis (dalam dua kali pemberian), dengan jarak antar dosis yaitu 2 – 6 bulan.

Efek proteksi vaksin akan muncul dalam waktu satu bulan setelah vaksin kedua (booster), lalu titer kekebalan tubuh akan meningkat empat kali lipat, dibandingkan bila hanya satu kali vaksin.

Pada pasien kanker, dosis pertama bisa diberikan sebelum pengobatan dimulai. “Saat baru didiagnosis, biasanya ada masa tunggu sebelum pengobatan. Inilah saat yang tepat untuk dosis pertama,” ujar dr. Joyce. Dosis kedua dapat diberikan dalam kurun 2 – 6 bulan kemudian saat menjalani pengobatan. “Sebelum vaksinasi, akan diperiksa dulu kondisi pasien. Bagaimana leukositnya, (Apabila) tidak ada demam, diare, dan lain-lain (serta) bila kondisinya stabil, bisa divaksinasi,” papar dr. Joyce.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X