• Minggu, 21 Desember 2025

Waspada Bencana! Musim Hujan Kaltim Diprediksi Panjang hingga Juni 2026

Photo Author
- Kamis, 4 Desember 2025 | 09:01 WIB
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Update Kondisi Musim Hujan Tahun 2025 dan Waspada Potensi Bencana”.
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Update Kondisi Musim Hujan Tahun 2025 dan Waspada Potensi Bencana”.

SAMARINDA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi APT Pranoto Samarinda menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Update Kondisi Musim Hujan Tahun 2025 dan Waspada Potensi Bencana” pada Selasa (2/12/2025). Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai instansi terkait, termasuk pemerintah daerah, BPBD, TNI/Polri, akademisi, dan organisasi kebencanaan, untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman hidrometeorologi.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I SAMS Sepinggan Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, mengungkapkan bahwa memasuki bulan Desember, tren curah hujan di Kalimantan Timur (Kaltim) secara umum diprediksi mengalami peningkatan.

La Niña dan Siklon Pengaruhi Curah Hujan
Kukuh menjelaskan, kondisi cuaca Kaltim belakangan ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan siklon tropis yang justru sempat mengurangi curah hujan di beberapa wilayah.

“Menuju Desember, tren hujan memang naik. Tetapi beberapa waktu lalu, siklon tropis justru mengurangi curah hujan di sejumlah wilayah Kaltim, terutama di bagian tengah seperti Kukar dan Kutim bagian tengah dan timur. Sementara wilayah utara seperti Berau masih mencatat curah hujan tinggi,” jelas Kukuh.

Ia menambahkan, meskipun sempat mengalami penurunan curah hujan, cuaca ekstrem yang menyebabkan genangan tetap terjadi di Balikpapan, Samarinda, dan sebagian wilayah Paser.

Masyarakat diimbau tetap waspada karena fenomena La Niña masih perlu diperhatikan. Anomali suhu permukaan laut masih cenderung menuju kondisi La Niña, yang berpotensi meningkatkan suplai uap air dan intensitas hujan di Kaltim.

Durasi Musim Hujan Lebih Panjang
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, memperjelas bahwa Kaltim, sebagai wilayah ekuatorial, memang memiliki durasi musim hujan yang lebih panjang dibandingkan musim kemarau.

“Di Kaltim, musim kemarau rata-rata hanya berlangsung sekitar tiga bulan,” terang Riza, berbeda dengan pola musim di wilayah Indonesia lainnya yang bisa mengalami kemarau panjang.

Berdasarkan prakiraan BMKG, musim hujan tahun ini diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Juni 2026.

“Durasi musim hujan kali ini cukup panjang, sekitar enam hingga tujuh bulan. Dampaknya, berbagai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor perlu terus diwaspadai sepanjang akhir tahun 2025 hingga pertengahan 2026,” tegas Riza.

BMKG berkomitmen untuk terus memperbarui informasi cuaca mulai dari prakiraan musiman, bulanan, dasarian (10 harian), hingga peringatan dini cuaca ekstrem. Masyarakat diimbau untuk proaktif memantau informasi melalui kanal-kanal resmi BMKG, seperti Website, Instagram, atau Facebook, serta memahami kondisi lingkungan tempat tinggal mereka. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X