TARAKAN - Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Pulau Sadau, Kelurahan Karang Harapan didatangi massa yang tidak dikenal, sekira pukul 13.00 Wita, Selasa (6/12).
Kejadian ricuh pun tak bisa dihindari, saat salah seorang warga yang disuruh menunggu waktu pencoblosan surat suara. Pihak kepolisian serta petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS bersitegang bersama sekelompok pemuda.
Selang beberapa menit, akhirnya sejumlah warga yang hanya membawa KTP dipersilakan untuk melakukan pemungutan suara. Namun, saat pemungutan suara selesai, pihak kepolisian bersama petugas KPPS mengirim kotak suara ke Tarakan menggunakan kapal.
Akan tetapi, saat di perjalanan kapal yang ditumpangi petugas KPPS dan pihak kepolisian dicegat sekelompok orang tak dikenal dengan membawa senjata api. Petugas KPPS disandera dengan tiga orang menggunakan senjata laras panjang. Kotak suara sempat dibawa lari orang tak dikenal menggunakan speedboat.
Personel Ditpolairud Polda Kaltara yang mengetahui aksi tersebut, langsung menghubungi tim Satbrimob Polda Kaltara, untuk menambah personel pengamanan. Tim Sniper Satbrimob Polda Kaltara akhirnya berhasil melumpuhkan satu orang.
Tiga armada milik Ditpolairud Polda Kaltara dan 1 armada helikopter berusaha menyelamatkan sandera. Personel gabungan ini akhirnya bisa melumpuhkan orang tak dikenal dan dibawa ke dermaga Ditpolairud Polda Kaltara.
Kejadian tersebut merupakan simulasi pengamanan Pemilu 2024 yang dilakukan Ditpolairud Polda Kaltara, Satbrimob Polda Kaltara, masyarakat dan nelayan. Sebab nantinya Ditpolairud Polda Kaltara turut dilibatkan dalam pengamanan perlengkapan TPS. Surat suara hingga semua hal yang berkaitan dengan Pemilu di wilayah Kaltara yang terpisah dari daratan. Salah satunya Pulau Sadau yang terpisah dari Tarakan.
“Ditpolairud Polda Kaltara melakukan pengamanan terhadap ancaman sabotase surat suara. Terutama para pelaku yang hendak merusak jalannya Pemilu. Dengan mengambil surat suara, saat di perairan,” terang Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya.
Ia menegaskan, simulasi pengamanan pemungutan suara mencegah berbagai ancaman khususnya di perairan Kaltara. Sehingga ada ancaman saat pemungutan suara, pihaknya sudah lebih memahami antisipasi pengamanan.
“Latihan yang sama, simulasi akan dilakukan lagi dengan jumlah personel lebih lengkap di tingkat provinsi. Mulai dari pengendalian massa, ancaman teror dan kemungkinan terjeleknya,” tegasnya.
Menurutnya, jika tanpa latihan atau simulasi dikhawatirkan para personel tidak memahami peran dan tugasnya di lapangan saat adanya ancaman. Sehingga menjadi kaku dalam mengamankan situasi.
Mesti belum bisa memastikan berapa jumlah personel yang akan diturunkan, untuk pengamanan Pemilu nantinya. Kapolda menegaskan akan melibatkan seluruh personel Polda Kaltara. Hampir semua satuan kerja, mulai dari Polres, Polsek maupun petugas di TPS dan melibatkan Satpol PP hingga instansi samping lainnya.
“Kami juga mengemban fungsi pencegahan dan penegakkan hukum, semua dilibatkan. Kami juga mengamankan TPS yang di wilayah pedalaman, terutama hulu sungai. Semua menjadi perhatian, kami akan coba mengantisipasi dengan lebih efektif dan efisien,” harapnya.
Direktur Polairud Polda Kaltara Kombes Pol Bambang Wiriawan menambahkan, melakukan pelatihan khusus untuk pengamanan Pemilu, terutama di wilayah perairan. Dalam kegiatan pengamanan perlengkapan logistik Pemilu melewati perairan.
