TARAKAN - Pencarian Roni (50) warga Desa Sedulun, RT 03, Sesayap, Kabupaten Tana Tidung akhirnya membuahkan hasil. Korban ditemukan dalam kondisi mengapung di atas air dan meninggal dunia sejauh 500 meter dari Last Know Position (LKP) sekitar pukul 07.00 Wita, Senin (5/6).
“Jadi ditemukan terapung. Masih di air. Itu menuju hilir ke perairan Sungai Sesayap,” ucap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan Syahril.
Tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan, seperti bekas terkaman hewan buas. Korban disimpulkan murni terjatuh saat menjala ikan di pinggir sungai Desa Sedulun.
“Korban langsung dievakuasi ke rumah sakit Ahmad Ibrahim, KTT. Indikasi hewan buas tidak ada. Karena jenazah masih utuh. Laporan warga itu terpleset, lalu hanyut karena arus air yang kencang. Itu jatuhnya bukan di perahu. Mancingnya di sungai,” ungkapnya.
Selama dua hari melakukan pencarian, yang menjadi kendala pada penggunaan alat Aquaeye. Sebab, kondisi air yang keruh di lokasi kejadian, membuat alat aquaeye tidak bekerja secara optimal. Terlebih, arus sungai di sekitar TKP yang cukup deras.
Kendala lain, ada ranting dan kayu pohon yang tumbang di dasar air. Sehingga jarak pandang tak memungkinkan personel untuk menyelam.
“Tapi kalau seandainya kondisi air bagus, mungkin kami bisa lakukan penyelaman menggunakan aquaeye. Kami juga memperhatikan kondisi keselamatan personel juga. Pencarian hanya dilakukan di permukaan air,” bebernya.
Dengan ditemukannya korban, pencarian oleh Tim SAR Gabungan pun diusulkan untuk ditutup pada pukul 08.45 Wita. Unsur yang terlibat dikembalikan ke satuan masing-masing.
Diketahui, korban ditemukan oleh Tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur SAR Tarakan, Babinsa Kabupaten Tana Tidung (KTT), BPDB KTT, Satpol PP KTT, Polres KTT dan masyarakat Desa Sedulun.
Diberitakan sebelumnya, Roni dikabarkan terpeleset saat menjala ikan di sungai pada pukul 17.30 Wita, Sabtu (3/6) lalu. Namun, jatuhnya korban baru dilaporkan ke Basarnas Tarakan pada Minggu (4/6).(sas/uno)
