• Senin, 22 Desember 2025

Warga Pesisir Keluhkan LPG

Photo Author
- Rabu, 12 Juli 2023 | 12:30 WIB
KELANGKAAN LPG: Warga pesisir keluhkan kelangkaan dan tingginya harga LPG 3 kg di wilayah Tarakan.
KELANGKAAN LPG: Warga pesisir keluhkan kelangkaan dan tingginya harga LPG 3 kg di wilayah Tarakan.

TARAKAN - Persoalan Liquified Petroleum Gas (LPG) atau biasa disebut elpiji 3 kilogram (kg) dikeluhkan warga pesisir. Lantaran harga yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dan ketersediaan elpiji sulit untuk didapat.

Lurah Lingkas Ujung, Aji Jemma Ibrahim mengatakan, persoalan inipun juga telah dilakukan dengan duduk bersama DPRD Tarakan, Pertamina Depo Tarakan agen maupun pangkalan. Adapun hasilnya, ke depan akan mengalihkan seluruh pangkalan yang ada di darat untuk dialihkan ke wilayah pesisir.

“Karena yang di darat itu sudah pakai jargas. Tapi kami belum tahu kapan, kami belum ada dipanggil untuk pembahasan lanjutan,” katanya saat ditemui, Selasa (11/7).

Ia melanjutkan, sebagian besar warga Lingkas Ujung sangat ketergantungan dengan gas elpiji. Sebab lokasi pesisir yang belum dapat dipasang jalur gas. Selama ini pihaknya telah mencoba beberapa upaya, untuk mengatasi kurangnya stok elpiji subsidi ini.

Tak hanya sistem penjadwalan, pihaknya mendorong Ketua RT agar memprioritaskan warga Lingkas Ujung untuk mendapatkan gas elpiji.

“Kemarin itu kan satu kali penyaluran dan langsung dibagi ke beberapa RT. Nah sekarang dibagi jadwal, misal seminggu ada satu kali penyaluran, nah itu khusus untuk RT sekian. Karena di Lingkas Ujung ini satu pangkalan minimal 3 RT. Jadi satu minggu 1 RT. Sisanya berikutnya,” ungkapnya.

Data bagi warga yang seharusnya mendapatkan gas elpiji juga diperbaharui. Sehingga tak ada lagi daftar tambahan di luar Kelurahan Lingkas Ujung. Aji Jemma menyebut, kisaran seratus lebih KK dari warganya yang seharusnya mendapatkan alokasi gas subsidi ini. Rata-rata warganya yang berdomisili di Lingkas Ujung juga didominasi merupakan profesi nelayan.

“Kan persoalannya itu ngantre lama tapi tidak dapat. Ya solusinya silakan pakai yang non subsidi. Kalau mampu. Tapi kalau tidak mampu, ya subsidi,” tuturnya.

Sementara itu, Sales Branch Manager Rayon V Kaltimut Pertamina Depo Tarakan, Azri Ramadan Tambunan mengaku, kesulitan dalam melakukan pelacakan. Lantaran informasi dan laporan yang kurang mendetail dari masyarakat.

“Tapi tidak disebutkan pangkalan mana yang menjual di atas HET. Soalnya kalau kami cek ke pangkalan mereka jualnya dengan harga yang sesuai,” jelasnya.

Soal harga, sejauh pengamatannya pangkalan telah menjual dengan harga yang sesuai Rp 18.700 per tabung. Ia tak menampik, selama ini banyak informasi yang menyebutkan harga elpiji subsidi tembus Rp 40 ribu hingga Rp 40 ribu per tabung.

Terlebih di Kelurahan Lingkas Ujung, terdapat 5 hingga 6 pangkalan yang beroperasi. Dikatakan Azri, menindaklanjuti laporan ini, pihaknya telah turun untuk melakukan sampling ke beberapa pangkalan yang beroperasi.

“Kami sudah pernah temukan kasus serupa. Itu di Pantai Amal, yang menjual di atas HET. Ya karena kontra antara pangkalan dan si agen. Itu di tahun 2022 awal kita langsung tindak tegas dan di PHU (Pemutusan Hubungan Usaha). Itu informasinya valid, langsung ketahuan. Kita tidak ada ampun,” tegasnya.

Kebutuhan tabung gas elpiji 3 kg di Tarakan sebanyak 100.000 tabung per bulan. Menurutnya, angka ini sudah mampu menopang kebutuhan bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) maupun UMKM. Terlebih, sebagian wilayah di Tarakan sudah teraliri jaringan gas alam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X