TARAKAN - Warga sekitar Jalan Slamet Riyadi RT 08, Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat dihebohkan dengan penemuan jasad laki-laki berinisial RTB, sekitar pukul 19.00 Wita, Senin (17/7) lalu.
Salah seorang tetangga korban, Rahmawati mengakui, sempat dikeluhkan aroma tak sedap dari tetangga lain pada pekan lalu. Namun ia mengira bau tersebut dari bangkai hewan.
“Kami sama tetangga pikir itu cuma bangkai tikus atau apa. Jadi kami biarkan saja selama seminggu lalu. Tapi tiba-tiba depan rumah sudah banyak polisi. Ternyata ada yang meninggal di kamar,” ucapnya, Selasa (18/7).
Sosok pria berusia 48 tahun itu, menurutnya sangat pendiam dan jarang sekali keluar rumah. Korban terlihat keluar rumah beberapa bulan lalu. Sementara ibu RTB, Sukarminah mengaku saat tiba di rumah sedikit heran karena sekeliling rumahnya terlihat kotor. Sehingga ia meminta keponakannya untuk membeli cairan pel, untuk membersihkan sekeliling rumahnya.
“Waktu itu kakaknya sempat taruh uang di tanggal 11 Juni, tapi tidak ketemu. Ya kemungkinan di tanggal 12 itu sudah tidak ada,” katanya.
Ia juga sempat heran, sebab saat tiba di rumah RTB tak terlihat. Dikatakan Sukarminah, RTB selalu menyambutnya ketika baru tiba dari luar daerah untuk sekedar membawakan barang. Namun, saat itu ia berpikir anaknya tengah beristirahat di kamar.
Korban memang terbiasa di rumah sendirian, lantaran orangtuanya yang sering berpergian ke luar daerah. Sehari sebelum ditinggal ke luar daerah dua pekan lalu, RTB terlihat masih sehat. “Saat buka pintu itu, kunci kan ada dititipkan juga ke tetangga. Jadi pas masuk kok sepi-sepi saja. Saya berpikir positif saja. Kemudian ponakan itu bilang lapar dan saya suruh beli sate,” lanjutnya.
Lanjut, Sukarminah meminta kepada ponakannya untuk ke lantai dua memanggil RTB yang saat itu hendak diajak makan bersama. Hal mengejutkan terjadi, ponakannya menyebut terdapat mayat yang terbaring di kamar RTB.
“Katanya ada mayat. Di situ belum sadar kalau mayat itu RTB, katanya ada darah bergumpal. Lalu saya ikut naik setelah salat magrib. Pas saya buka pintu, saya kaget dan tidak bisa apa-apa. Sudah membiru juga,” ungkapnya.
Disinggung soal aroma tak sedap, ia juga tak berpikiran anaknya itu telah tiada. Ia mengira, aroma tak sedap dari dalam rumahnya merupakan bangkai tikus yang belum dibersihkan.
Kepribadian RTB, disebutkan Sukarminah, anaknya itu memang sosok yang pendiam. RTB yang tak banyak berbicara dan menjawab pertanyaan seperlunya dan sempat mengeluhkan riwayat penyakit paru-paru dan asam lambung. Ia sudah meminta kepada RTB untuk berobat, lantaran khawatir anaknya yang sempat muntah darah.
“Saya ajak berobat juga tidak mau. Palingan minum jamu saja yang tradisional itu,” sebut dia.
Saat inipun, RTB telah dikebumikan pada Selasa (18/7) pagi. Ia juga mengatakan hasil visum mendiang anaknya tidak terdapat luka. Sehingga diduga ia meninggal karena sakit yang dideritanya. “Tidak ada luka juga. Saya temukan itu tidak ada apa-apa di sebelahnya. Cuma ada rokok di sebelahnya,” ucapnya.
Kapolsek Tarakan Barat Iptu Harry Ramadhan Arsa melalui Kanit Reskrim Ipda Sunari menegaskan, korban saat itu sedang sendirian di rumah sejak 25 Juni 2023. Saat itu kedua orang tuanya pergi ke Tanjung Selor dan tinggal bersama adiknya yang bekerja di kapal. “Adiknya itu juga jarang pulang. Terakhir pulang tanggal 11 Juli. Adiknya juga tidak menaruh curiga apapun terhadap kakaknya yang sudah tiada,” tuturnya.
