SAMARINDA – Kalimantan Timur diselimuti duka setelah dua pejabat publik, meninggal dunia tak lama setelah melakukan aktivitas olahraga. Peristiwa tragis ini menambah daftar panjang insiden henti jantung (cardiac arrest) yang terjadi selama atau setelah kegiatan fisik.
Anggota DPRD Kaltim yang juga berprofesi sebagai dokter, Andi Satya Adi Saputra, menyatakan bahwa kejadian ini harus menjadi pembelajaran serius bagi seluruh masyarakat.
“Peristiwa ini sangat mengejutkan dan seharusnya menjadi peringatan serius bagi kita semua tentang risiko kegiatan fisik tanpa persiapan yang memadai,” ucap Andi.
Andi Satya Adi Saputra menyarankan beberapa tindakan pencegahan fundamental untuk mengurangi risiko serupa, terutama bagi kelompok usia rentan.
Pemeriksaan Kesehatan Rutin (Medical Check-Up): Ia menyarankan agar semua orang, khususnya yang berusia di atas 40 tahun, melakukan pemeriksaan kesehatan setidaknya sekali setahun.
Pemantauan Detak Jantung: Ia menekankan pentingnya memantau detak jantung selama berolahraga dan menyarankan penggunaan sports watch sebagai alat bantu vital. “Alat ini bukan hanya aksesori, tetapi bisa menjadi alat vital untuk memantau kondisi fisik kita saat beraktivitas,” terangnya.
Istirahat Cukup: Kurang tidur atau kelelahan dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serius saat melakukan aktivitas fisik yang berat.
Andi berharap tragedi ini dapat menumbuhkan kesadaran yang lebih luas di masyarakat untuk mengambil tindakan preventif.
“Kesehatan harus selalu menjadi prioritas, tidak hanya dalam olahraga tapi dalam semua aspek kehidupan,” pungkasnya, mengingatkan bahwa persiapan yang matang dan pemahaman kondisi tubuh sendiri adalah kunci keselamatan. (adv/dprdkaltim/i)
