• Senin, 22 Desember 2025

Banua Makin Sering Kebakaran Hutan, Kalsel Minta Heli Tambahan Lagi

Photo Author
- Rabu, 29 September 2021 | 12:40 WIB
MASUK MUSIM KABUT: Kabut di Liang Anggang Banjarbaru yang dihasilkan oleh karhutla pada pekan lalu. Dalam beberapa hari terakhir cuaca cukup panas, kondisi ini membuat titik api semakin sering muncul di sejumlah daerah di Kalsel. | FOTO:  BPBD KALSEL
MASUK MUSIM KABUT: Kabut di Liang Anggang Banjarbaru yang dihasilkan oleh karhutla pada pekan lalu. Dalam beberapa hari terakhir cuaca cukup panas, kondisi ini membuat titik api semakin sering muncul di sejumlah daerah di Kalsel. | FOTO: BPBD KALSEL

BANJARBARU - Dalam beberapa hari terakhir cuaca cukup panas, kondisi ini membuat titik api semakin sering muncul di Kalsel. Untuk mengatasinya, lima helikopter water bombing yang tersedia ternyata cukup kelimpungan.

Melihat hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel meminta tambahan satu helikopter water bombing ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Mungkin dalam waktu dekat heli tambahan akan tiba. Sekarang masih proses (pengiriman)," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kalsel DR H A Alam kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Dia mengungkapkan, tambahan heli water bombing sangat diperlukan. Karena titik api saat ini bisa langsung muncul di beberapa lokasi. "Kalau ada banyak hotspot muncul secara bersamaan, lima heli yang ada sekarang kewalahan untuk memadamkannya," ungkapnya.

Hingga Senin (27/9) tadi, Alam menyebut sudah ada 1.553 hektare hutan dan lahan terbakar yang harus ditangani heli water bombing. "Dari jumlah kawasan yang terbakar itu, lima heli sudah melakukan 2.237 kali bombing dengan 9.147.000 liter air," sebutnya.

Titik api sendiri kata dia, paling banyak ditemukan di Hulu Sungai Selatan. Di kabupaten ini sudah ada 38 hotspot yang terpantau, dengan luas terbakar mencapai 416,7 hektare. "Terbanyak kedua ada di Banjarbaru, dengan 16 titik dan luas terbakar 430,5 hektare," katanya.

Alam menuturkan, melihat kondisi cuaca saat ini, tim satgas udara semakin intens melakukan patroli. "Patroli dilakukan pagi dan sore hari. Karena ada kecenderungan, api muncul habis tengah hari," tuturnya.

Selain itu, kata dia, status darurat Karhutla Kalsel juga masih panjang yakni hingga 30 November 2021. Sehingga, satgas masih harus fokus. "Status darurat baru akan dicabut jika hujan turun secara normal dan tanpa ada anomali cuaca," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kehutanan Kalsel. Dari ribuan hektare lahan yang terbakar, tercatat 53 hektare lebih di antaranya merupakan kawasan hutan.

Kasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhutla) pada Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Bambang Marwanto mengatakan, dari puluhan hektare kawasan hutan yang terbakar paling banyak berada di Kabupaten Banjar. "Salah satunya di Tahura Sultan Adam," katanya.

Namun dia mengungkapkan, jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, luas kawasan hutan yang terbakar tahun ini jauh menurun. "Karena tahun ini musim kemaraunya banyak diguyur hujan," ungkapnya

Meski begitu, Bambang menuturkan, Dinas Kehutanan terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar jangan sampai membakar hutan dan lahan. "Karena selama ini karhutla lebih disebabkan karena faktor kesengajaan, misalnya pembukaan lahan dan perburuan," pungkasnya. (ris/by/ran/ema)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X