kriminal

Begini Kronologi Lengkap Pembunuhan Sekeluarga di PPU, Korban Ditimpas di Depan Pintu

Rabu, 7 Februari 2024 | 10:27 WIB
Kapolres PPU AKBP Supriyanto (tengah) menunjukkan barang bukti berupa parang sepanjang 60 sentimeter milik pelaku, serta handphone, baju dan uang tunai milik korban di Penajam, Selasa (6/2).

 

Berdalih karena sakit hati, J yang sesuai kartu tanda penduduk (KTP)-nya baru genap berusia 18 tahun pada 27 Februari 2024, diduga tega membunuh tetangganya sendiri yang berjumlah lima orang atau satu keluarga. Pembantaian itu terjadi sekira pukul 01.30 Wita pada Selasa (6/2) dini hari di Dusun Lima, RT 018, Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU).

Mereka yang jadi korban, yakni WL (34) sebagai kepala rumah tangga atau suami, SW (34) selaku ibu rumah tangga atau istri, serta tiga buah hati pasangan itu. Yakni RJ (15), VD (12), dan ZA (2,5). RJ disebut-sebut adalah anak tiri WL. Peristiwa ini menghebohkan warga PPU. Tidak hanya pembunuhannya dilakukan secara sadis, tetapi pelakunya yang merupakan salah seorang siswa kelas 3 SMK di PPU.

Baca Juga: Lima Jenazah Korban Pembunuhan Sekeluarga di PPU Dikubur dalam Satu Liang Lahat

Peristiwa ini kali pertama diketahui oleh Ketua RT 18, Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, PPU Agus Salim, yang mengaku pada dini hari itu pintu rumahnya diketuk dua warganya yang memberitahukan bahwa telah terjadi pembunuhan. “Ada warga saya yang lapor ke saya dan saya langsung ke tempat kejadian perkara (TKP), dan saya langsung membangunkan warga sekitar,” kata Agus Salim yang saat dihubungi Kaltim Post sedang berada di rumah korban, sekira pukul 08.28 Wita kemarin.

Selanjutnya, dia langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Babulu, PPU. Tak lama setelah itu, tim kepolisian berdatangan untuk melakukan penyelidikan. Dia mengatakan, sesampainya di TKP, dia melihat pintu depan rumah korban dalam keadaan terbuka. Dua warga yang melaporkan adanya peristiwa pembunuhan itu kepadanya, langsung masuk rumah korban.

Baca Juga: Keji..!! Tersangka Pembunuhan di Babulu Juga Setubuhi Jasad Ibu dan Anak Pertama

“Yang mendatangi saya itu atas nama J dan satunya atas nama A,” jelasnya. Dia mengungkapkan, bahwa keduanya datang dengan cara menggedor pintu rumahnya.  “Saya tanya kepada A ada apa? Pak RT ada bacokan di sana, habis bertimpasan, ada bacokan di tempat Pak WL, warga Sampean, berdarah semua,” kata Agus Salim menirukan laporan warganya itu.

Setelah menerima laporan itu, ia kemudian membangunkan anaknya, dan berempat mendatangi TKP dengan naik sepeda motor. Jarak rumah korban dengan rumahnya agak jauh.

“Saya tidak berani masuk, dan hanya berada di depan pintu saja, di luar, di halaman. Pintunya sudah terbuka tapi tidak terbuka lebar. Setelah itu saya berteriak memanggil istri korban, ternyata, tak ada jawaban. Saya juga bangunkan warga sekitar dan kemudian saya lapor ke polsek,” jelasnya.

Saat dia mendatangi TKP, lampu rumah dalam keadaan menyala terang. Dia melanjutkan, ia kemudian berani masuk ke rumah korban bersama petugas kepolisian yang tiba di TKP atas laporannya itu, dan dia mengaku menyaksikan korban WL bersimbah darah di ruang tamu, SW, VD, ZA berada di kamar tidur, dan RJ berada di dapur.

Baca Juga: Terduga Pelaku Pembantai Sekeluarga di PPU Ternyata Tetangga Korban, Beraksi Seorang Diri, Sempat Matikan Listrik Rumah Korban

Mereka ditemukan dalam kondisi tewas sangat mengenaskan dengan luka bacokan yang sadistis. Saat dikonfirmasi kembali Kaltim Post sekira pukul 18.15 Wita terhadap nama J, apakah yang kemudian dijadikan tersangka oleh kepolisian, ia membenarkan. “Iya, betul,” jelasnya.

Kepergian satu keluarga dengan cara tragis itu menyesakkan dada Samin, kepala Desa Suko Mulyo, Kecamatan Sepaku, PPU.

Halaman:

Tags

Terkini