Prokal.co - Selingkuh adalah tindakan tidak setia terhadap pasangan atau komitmen dalam suatu hubungan romantis atau pernikahan.
Ini biasanya melibatkan tindakan emosional atau fisik dengan orang lain yang melanggar kesepakatan atau kepercayaan yang telah dibangun dengan pasangan.
Selingkuh bisa membuat orang yang diduakan mengalami rasa sakit hingga trauma mendalam saat menjalin sebuah hubungan.
Bahkan banyak beberapa diantara korban perselingkuhan menjadi gila hingga rela mengakhiri hidupnya, lantaran pasangannya ketahuan selingkuh.
Selingkuh sendiri bukan suatu hal yang dibenarkan dalam sebuah hubungan, jika memang bosan dengan pasangan setidaknya bisa dibicarakan dengan baik.
Jika tidak menemukan titik terang bisa juga mengakhiri hubungan, tanpa perlu menyakiti dengan melakukan selingkuh. Tapi biasanya seseorang yang ketahuan selingkuh kan meminta maaf kepada pasangannya, jika memang masih mau mempertahankan hubungannya.
Namun ternyata siapa sangka, selingkuh bisa menjadi sebuah kebiasaan yang sulit dilepasakan dari seseorang. Hal ini membuat orang yang pernah tersakiti menjadi tidak percaya diri dan selalu curiga dengan pasangannya. Tapi selingkuh juga bisa diberhentikan, dengan beberapa tips yang dilakukan.
Dilansir dari laman Business Insider berikut 5 tips langkah yang dapat Anda lakukan untuk berhenti dari kebiasaan selingkuh jika Anda masih terikat dalam sebuah hubungan :
1. Pahami Alasan Anda Selingkuh
Mengetahui alasan di balik kebiasaan selingkuh bisa menjadi langkah penting untuk menghentikan keinginan tersebut. Psikolog, Lori Beth, mengatakan bahwa Anda perlu "menganalisis mengapa Anda selingkuh" untuk memahami mengapa Anda kesulitan menghentikannya.
Alasan selingkuh bisa bermacam-macam, mulai dari ketakutan terhadap komitmen, menghindari konflik seksual dengan pasangan, bertindak impulsif, ingin merusak hubungan utama, atau membalas dendam terhadap pasangan.
Baca Juga: Apakah Pasanganku Selingkuh? Berikut 6 Hal yang Harus Dilakukan Saat Curiga Pasangan Berselingkuh
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Jawapos
